Show simple item record

dc.contributor.advisorNOVITA, Masniari
dc.contributor.advisorAPRIYONO, Dwi Kartika
dc.contributor.authorPUSPASARI, Tira Aisah
dc.date.accessioned2017-08-03T03:48:20Z
dc.date.available2017-08-03T03:48:20Z
dc.date.issued2017-08-03
dc.identifier.nimNIM131610101073
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/80707
dc.description.abstractDown syndrome adalah kelainan kromosom yang terjadi akibat penambahan kromosom pada kromosom nomer 21 sehingga memiliki 47 kromosom. Angka kejadian penderita Down syndrome di seluruh dunia diperkirakan mencapai 8 juta jiwa. Hasil RISKESDA (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 menunjukan peningkatan angka kecacatan Down syndrome dari 0,12 pada tahun 2010 menjadi 0,13 pada tahun 2013. Dental anomalies sangat umum ditemukan pada penderita Down syndrome. Insidensi dental anomalies pada penderita Down syndrome lima kali lebih sering terjadi dibanding pada populasi normal. Salah satu dental anomalies yang paling sering terjadi adalah mikrodonsia, taurodonsia, dan supernumerary teeth. Kota Jember memiliki Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan beberapa siswa merupakan penderita Down syndrome. Sampai saat ini, belum pernah diketahui tentang data angka kejadian dental anomalies penderita Down syndrome di sekolah tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prosentase mikrodonsia, taurodonsia, dan supernumerary teeth pada penderita Down syndrome di Sekolah Luar Biasa Kota Jember. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan dilaksanakan di SLB TPA, SLB N Patrang, Yayasan Pendidikan dan Asuhan Bintoro, dan Laboratorium Parahita. Subjek penelitian sebanyak enam siswa penderita Down syndrome yang telah memenuhi kriteria sampel. Hasil penelitian yang telah didapatkan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan penghitungan prosentase. Berdasarkan hasil penelitian prosentase dental anomalies pada penderita Down syndrome berusia 10-16 tahun di Kota Jember dengan jumlah sampel 6 atau sebanyak 163 gigi, yaitu taurodonsia dengan presentase 17,2% atau sebanyak 28 gigi, mikrodonsia dengan presentase 9,8% atau sebanyak 16 gigi, dan supernumerary teeth (ST) dengan presentase 0,6% atau sebanyak satu gigi. Saran dari penelitian ini perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan jumlah sampel yang lebih besar serta variabel yang berbeda.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries131610101073;
dc.subjectSUPERNUMERARY TEETHen_US
dc.subjectPENDERITA DOWN SYNDROMEen_US
dc.titlePROSENTASE TAURODONSIA, MIKRODONSIA, DAN SUPERNUMERARY TEETH PADA PENDERITA DOWN SYNDROME DI SEKOLAH LUAR BIASA KOTA JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record