dc.description.abstract | Down syndrome adalah kelainan kromosom yang terjadi akibat penambahan
kromosom pada kromosom nomer 21 sehingga memiliki 47 kromosom. Angka
kejadian penderita Down syndrome di seluruh dunia diperkirakan mencapai 8 juta
jiwa. Hasil RISKESDA (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2013 menunjukan
peningkatan angka kecacatan Down syndrome dari 0,12 pada tahun 2010 menjadi
0,13 pada tahun 2013. Dental anomalies sangat umum ditemukan pada penderita
Down syndrome. Insidensi dental anomalies pada penderita Down syndrome lima kali
lebih sering terjadi dibanding pada populasi normal. Salah satu dental anomalies
yang paling sering terjadi adalah mikrodonsia, taurodonsia, dan supernumerary teeth.
Kota Jember memiliki Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan beberapa siswa merupakan
penderita Down syndrome. Sampai saat ini, belum pernah diketahui tentang data
angka kejadian dental anomalies penderita Down syndrome di sekolah tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prosentase mikrodonsia, taurodonsia, dan
supernumerary teeth pada penderita Down syndrome di Sekolah Luar Biasa Kota
Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan dilaksanakan di SLB TPA,
SLB N Patrang, Yayasan Pendidikan dan Asuhan Bintoro, dan Laboratorium
Parahita. Subjek penelitian sebanyak enam siswa penderita Down syndrome yang
telah memenuhi kriteria sampel. Hasil penelitian yang telah didapatkan selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabel dan dilakukan penghitungan prosentase. Berdasarkan
hasil penelitian prosentase dental anomalies pada penderita Down syndrome berusia
10-16 tahun di Kota Jember dengan jumlah sampel 6 atau sebanyak 163 gigi, yaitu
taurodonsia dengan presentase 17,2% atau sebanyak 28 gigi, mikrodonsia dengan
presentase 9,8% atau sebanyak 16 gigi, dan supernumerary teeth (ST) dengan
presentase 0,6% atau sebanyak satu gigi. Saran dari penelitian ini perlu dilakukan
penelitian selanjutnya dengan jumlah sampel yang lebih besar serta variabel yang
berbeda. | en_US |