Show simple item record

dc.contributor.advisorHERMANSYAH, Bagus
dc.contributor.advisorDEWI, Rosita
dc.contributor.authorKRISWHARDANI, Pudyo
dc.date.accessioned2017-08-03T03:32:38Z
dc.date.available2017-08-03T03:32:38Z
dc.date.issued2017-08-03
dc.identifier.nimNIM132010101028
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/80702
dc.description.abstractPenelitian ini menggunakan true experimental design secara in vivo dengan rancangan post test only control group design yang menggunakan hewan coba sebagai subyek penelitian. Penelitian ini terdiri atas satu kelompok kontrol normal, satu kelompok kontrol negatif, satu kelompok kontrol positif dan dua kelompok perlakuan. Sampel mencit galur Balb/c yang berjumlah 25 ekor diberikan perlakuan setelah diadaptasi selama tujuh hari. Perlakuan yang diberikan berupa stimulasi dengan fraksi metanol Bangle pada kelompok perlakuan 1 dan 2 selama 14 hari per oral, kemudian dilanjutkan dengan induksi malaria dengan Plasmodium berghei pada semua kelompok penelitian kecuali kelompok normal. Setelah mencit terinfeksi dan memiliki skor rapid murine coma behavior scale kurang dari 13, kelompok perlakuan 1 diberikan terapi komplementer berupa ACT selama 48 jam dengan dosis 0,0364 mg/gBB/hari bersama dengan fraksi metanol Bangle dengan dosis 0,017 mg/gBB/hari. Kelompok perlakuan 2 diberikan fraksi metanol Bangle saja dengan dosis sama. Kelompok kontrol positif hanya diberikan Artemisinin saja dengan dosis yang sama dan kelompok kontrol negatif diinfeksi dan tidak diberikan perlakuan apapun. Pengaruh pemberian fraksi metanol Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) terhadap pencegahan perdarahan intraserebral didapat melalui pemeriksaan jumlah dan luas perdarahan intraserebral pada preparat jaringan otak mencit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok normal tidak ditemukan adanya perdarahan intraserebral pada mencit. Pada kelompok K(-), ditemukan rata-rata 2,52 (±1,2) titik perdarahan intraserebral sedangkan pada pemeriksaan luas perdarahan menunjukkan 392.276,2 (±206,8) pixels/mm. Kelompok K(+), ditemukan rata-rata 1,06 (±0,8) titik perdarahan intraserebral dengan luas 33.608,6 (±46,2) pixels/mm. Kelompok (P1) terdapat rata-rata 0,6 (±0,5) titik perdarahan dengan luas 53.771,4 (±53,0) pixels/mm. dan kelompok (P2) terdapat 0,72 (±0,5) titik perdarahan dengan luas 16.908,6 (±23,2) pixels/mm. Data jumlah perdarahan intraserebral diuji dengan uji non parametrik Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan secara signifikan antar kelompoknya (p=0,083). Data luas perdarahan intraserebral dengan uji non parametrik Kruskal Wallis dan menunjukkan tidak terdapat perbedaan secara signifikan antar kelompoknya (p=0,089). Kelompok yang diberikan perlakuan berupa penyondean Artemisinin dan fraksi metanol Bangle baik kelompok (P2), kelompok K(-) dan kelompok K(+) atau kombinasi (P1) tidak memiliki perbedaan yang bermakna secara analisis statistik. Namun secara deskriptif, kelompok (P1) memiliki rata-rata titik jumlah perdarahan yang lebih sedikit dibandingkan dua kelompok lain. Tidak adanya perbedaan yang bermakna secara statistik dapat disebabkan oleh rendahnya bioavailabilitas fraksi metanol Bangle dan bervariasinya respon imun dan inflamasi tiap mencit coba yang ada. Penelitian in vivo ini membuktikan bahwa fraksi metanol Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) tidak dapat mencegah terjadinya perdarahan intraserebral.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132010101028;
dc.subjectMETANOL BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.)en_US
dc.subjectHISTOPATOLOGI OTAKen_US
dc.titleEFEK FRAKSI METANOL BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTAK MENCIT YANG DIINFEKSI Plasmodium bergheien_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record