Show simple item record

dc.contributor.advisorIndahyani, Didin Erma
dc.contributor.advisorProbosari, Niken
dc.contributor.authorSulistian, Andika
dc.date.accessioned2017-03-22T01:25:09Z
dc.date.available2017-03-22T01:25:09Z
dc.date.issued2017-03-22
dc.identifier.nimNIM131610101054
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79758
dc.description.abstractBioactive glass nano silica dengan ukuran nano partikel (20-500 nm) sudah mulai dikembangkan di bidang kedokteran gigi dikarenakan bahan tersebut mampu membentuk hidroksiapatit lebih cepat dibandingkan ukuran mikro, bersifat antibakteri dan mampu meremineralisasi jaringan dentin. Salah satu penggunaan bioactive glass nano silica di bidang kedokteran gigi adalah sebagai bahan tambahan glass ionomer. Glass ionomer yang ditambahkan bioactive glass untuk restorasi gigi harus memiliki sifat fisik yang baik. Sifat fisik suatu bahan restorasi dapat dipengaruhi oleh sifat daya serap dan kehilangan berat. Semakin kecil sifat daya serap dan kehilangan berat maka semakin baik sifat fisik bahan restorasi tersebut. Salah satu komposisi dari bioactive glass adalah silika, dimana salah satu sumber silika adalah tanaman tebu. Abu ampas tebu masih memiliki kandungan SiO2 71% sehingga abu ampas tebu berpotensi digunakan sebagai bahan baku pembuatan bioactive glass nano silica. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat daya serap dan kehilangan berat bahan glass ionomer yang ditambahkan 0,04 wt% bioactive glass nano silica dari abu ampas tebu pada setting awal (5 menit) dan setting sempurna (24 jam) pada saliva buatan selama 7x24 jam. Penelitian dilaksanakan di Lab. Biosain Politeknik Negeri Jember. Penelitian menggunakan 16 keping sampel. Sampel dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang terdiri dari kelompok (GI5) yaitu glass ionomer yang direndam pada setting awal (5 menit), (GI24) yaitu glass ionomer yang direndam pada setting sempurna (24 jam), (GIBAG5) yaitu glass ionomer ditambah 0,04 wt% bioactive glass nano silica dari abu ampas tebu yang direndam pada setting awal (5 menit) dan (GIBAG24) yaitu glass ionomer ditambah 0,04 wt% bioactive glass nano silica dari abu ampas tebu viii viii yang direndam pada setting sempurna (24 jam) dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4 kepingan sampel. Analisa statistik yang digunakan adalah two way anova. Hasil two way anova kelompok bahan menunjukkan signifikansi p<0,005 yang berarti kelompok kontrol menggunakan bahan glass ionomer dengan kelompok perlakuan menggunakan bahan glass ionomer yang ditambahkan 0,04 wt% bahan bioactive glass nano silica dari abu ampas tebu memiliki rata-rata sifat daya serap dan kehilangan berat yang berbeda. Hasil uji two way anova kelompok waktu menunjukkan signifikansi p<0,005 yang berarti kelompok yang direndam pada saliva buatan saat setting awal (5 menit) dengan kelompok yang direndam pada saliva buatan saat setting sempurna (24 jam) memiliki rata-rata sifat daya serap dan kehilangan berat yang berbeda. Penambahan 0,04 wt% bioactive glass nano silica dari abu ampas tebu pada bubuk glass ionomer dapat menurunkan sifat daya serap dan kehilangan berat bahan restorasi (Soanca, 2011). Teori ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang didapatkan karena terdapat ikatan yang lemah antara bioactive glass dengan matriks glass ionomer menyebabkan larutnya bioactive glass pada saliva dan menyebabkan terjadinya mikroporus pada bahan sehingga menyebabkan saliva masuk ke dalam mikroporus menyebabkan terjadinya sifat daya serap dan kehilangan (Abbasi, 2012). Perendaman pada setting sempurna (24 jam) menyebabkan semakin kecil sifat daya serap dan kehilangan berat bahan restorasi (Soanca, 2011). Hal ini dikarenakan pada saat 5 menit pengerasan glass ionomer terjadi fase hidrogel dimana ion kalsium yang bereaksi dengan rantai polyacid polianionik membentuk kalsium poliakrilat yang mudah larut dalam cairan sedangkan pada saat setting sempurna (24 jam) terjadi fase gel polysalt dimana matriks yang terbentuk menjadi mature ketika ion alumunium terikat ke dalam campuran semen membentuk alumino poliakrilat yang lebih kaku dan tahan dari kelarutan ketika berkontak dengan cairan. Hal ini menyebabkan pembentukan mikroporus dari bahan tersebut akan semakin kecil dan menyebabkan sifat daya serap bahan akan lebih kecil (Albers, 2002).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries131610101054;
dc.subjectSifat Daya Serapen_US
dc.subjectKehilangan Beraten_US
dc.subjectAbu Ampas Tebuen_US
dc.titleSIFAT DAYA SERAP DAN KEHILANGAN BERAT GLASS IONOMER DENGAN TAMBAHAN 0,04 WT% BIOACTIVE GLASS NANO SILICA DARI ABU AMPAS TEBU PADA SALIVA BUATANen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record