Show simple item record

dc.contributor.advisorJunus, Salahudin
dc.contributor.advisorTriono, Agus
dc.contributor.authorSya’roni, Moh.
dc.date.accessioned2017-03-21T08:13:04Z
dc.date.available2017-03-21T08:13:04Z
dc.date.issued2017-03-21
dc.identifier.nim121910101037
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79747
dc.description.abstractPerkembangan teknologi dalam industri otomotif meliputi komponen komponen sepeda motor dengan berbagai macam merek dan produk. Sehingga persaingan antar produsen semakin kuat. Dari segi kualitas, dan harga produk. kampas rem adalah salah satu komponen yang ada pada kendaraan bermotor yang berfungsi untuk memperlambat atau menghentikan laju kendaraan bermotor khususnya kendaraan yang ada di darat. Pada bahan bahan gesek semi logam, penambahan kandungan logam yang bertujuan meningkatkan koefisien gesek seringkali menyebabkan kerusakan pada tromol kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serbuk arang kayu glugu dan serbuk aluminium terhadapa karakteristik komposit hybrid kampas rem. Penelitian ini menganalisa variasi fraksi volume serbuk arang kayu glugu dan serbuk aluminium dengan matrik resin epoxy, dengan variasi fraksi volume (40%,50%,60%) serbuk arang kayu glugu, (20%) serbuk Aluminium, (40%, 30%, 20%) resin epoxy. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji kekerasan, uji laju keausan, uji koefisien gesek, uji struktur mikro. Ada beberapa tahap dalam pembuatan spesimen kampas rem, pertama menyiapkan bahan, kemudian bahan di campur secara merata, tahap selanjutnya proses penekanan atau pencetakan spesimen, kemudian beberapa spesimen dilakukan pemanasan sebagai perbandingan antara spesimen dengan perlakuan sintering dan tanpa sintering, selanjutnya proses pengujian spesimen. Penambahan fraksi volume serbuk arang kayu glugu akan meningkatkan kekerasan kampas rem. Nilai kekerasan tertinggi adalah 62 BHN. Nilai ini dicapai dengan variasi fraksi volume 60% arang dengan perlakuan tanpa sintering. Sedangkan nilai kekerasan terendah adalah 35 BHN yang terjadi pada variasi fraksi volume 40% arang dengan perlakuan sintering. Sedangkan pada laju keausan kampas rem nilai yang terendah dicapai pada variasi fraksi volume 50% arang dengan perlakuan tanpa sintering sebesar 5,5x10-6 gram/detik mm2 dan nilai keausan tertinggi adalah 9,4x10-6 gram/detik mm2 yang terjadi pada variasi fraksi volume 60% arang dengan perlakuan sintering. Penambahan fraksi volume serbuk arang juga dapat meningkatkan nilai koefisien gesek. Nilai koefisien gesek tertinggi adalah 1,79 dicapai pada variasi fraksi volume 60% arang dengan perlakuan tanpa sintering. Sedangkan nilai koefisien gesek terendah adalah 0,057 terjadi pada variasi fraksi volume 40% arang dengan perlakuan sintering. Dari hasil pengamatan struktur mikro. Campuran komposisi partikel yang terbaik adalah pada fraksi volume 50% serbuk arang kayu glugu dengan perlakuan tanpa sintering. Pada gambar struktur mikronya campuran komposisi antara serbuk arang, serbuk Al dan epoksi terlihat merata. Sedangkan struktur mikro kampas rem yang kurang baik terjadi pada fraksi volume 40% serbuk arang dengan perlakuan sintering. Pada struktur mikronya terlihat adanya gumpalan warna putih yang menunjukkan serbuk Al tidak tersebar merata. Hal ini disebabkan serbuk Al yang meleleh pada saat proses sintering.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSerbuk Arang Kayu Gluguen_US
dc.subjectSerbuk Aluminiumen_US
dc.subjectKomposit Hybrid Kampas Remen_US
dc.titlePENGARUH SERBUK ARANG KAYU GLUGU DAN SERBUK ALUMINIUM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOSIT HYBRID KAMPAS REMen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record