Show simple item record

dc.contributor.advisorWiwik Yunarni
dc.contributor.advisorSri Wahyuni
dc.contributor.authorFATONI, MOH. RIZAL
dc.date.accessioned2017-03-21T08:06:25Z
dc.date.available2017-03-21T08:06:25Z
dc.date.issued2017-03-21
dc.identifier.nim111910301003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79745
dc.description.abstractAir merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup. Keberadaan air di bumi sangat terkait dengan adanya siklus hidrologi. Salah satu upaya pemenuhan kebutuhan manusia akan sumber daya air, yaitu dengan perencanaan pengelolaan yang memerlukan data laju infiltrasi. Infiltrasi merupakan proses masuknya air kedalam tanah secara vertikal melalui permukaan tanah. Proses infiltrasi merupakan salah satu proses penting dalam siklus hidrologi karena infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang meresap dan masuk ke dalam tanah secara langsung. Pemahaman mengenai infiltrasi dan laju infiltrasi yang terjadi serta faktor faktor yang mempengaruhinya sangat diperlukan sebagai acuan untuk pelaksanaan manajemen air dan tata guna lahan yang lebih efektif (Asdak, 2007). Salah satu metode perhitungan laju infiltrasi yang dapat digunakan adalah metode Horton. Pada metode infiltrasi Horton, yang pertama kali dilakukan adalah menentukan parameter-parameternya. Metode infiltrasi Horton mempunyai tiga paremeter yang menentukan proses infiltrasi dalam tanah yaitu parameter K, infiltrasi awal (fo) dan infiltrasi konstan (fc). Pengukuran laju infiltrasi dilakukan secara langsung di lapangan menggunakan double ring infiltrometer dan melakukan identifikasi secara spasial menggunakan metode Horton. Hasil perhitungan laju infiltrasi kemudian dipetakan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan menggunakan metode Interpolasi IDW (Inverse Distance Weighted), sehingga diketahui peta persebaran laju infiltrasi dan wilayah-wilayah yang memiliki laju infiltrasi dari yang tinggi sampai rendah di Saluran Baku Kali Patirana, Curahdami, dan Krasak DAS Sampean Baru. Hasil perhitungan dan analisis menunjukkan bahwa besarnya laju infiltrasi pada Saluran Baku Kali Patirana, Curahdami, dan Krasak DAS Sampean Baru bervariasi, mulai dari laju infiltrasi tertinggi atau kelas sangat cepat terdapat pada pada titik nomer 11 di Kecamatan Pujer yaitu sebesar 267,560 mm/jam, tata guna lahan sawah irigasi, kelerengan 2 – 15, jenis tanah regosol, dan kelas infiltrasi terendah pada titik nomer 12 di Kecamatan Curahdami sebesar 10,238 mm/jam, tata guna lahan sawah tadah hujan, kelerengan 2 – 15, jenis tanah latosol, dan kelas infiltrasi agak lambat. Hasil peta persebaran laju infiltrasi di Saluran Baku Kali Patirana, Curahdami, dan Krasak DAS Sampean Baru menunjukkan bahwa luasan pengaruh laju infiltrasi terbesar terdapat pada kelas infiltrasi sedang, yaitu sebesar 35,01 % atau 780,860 hektar. Sedangkan untuk kelas infiltrasi agak lambat, yaitu sebesar 29,40 % atau 655,716 hektar. Kelas infiltrasi agak cepat, yaitu 28,25 % atau 630,102 hektar, kelas infiltrasi cepat yaitu 6,69 % atau 149,225 hektar, dan dan sangat cepat 0,662% atau 14,768 hektar. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelas infiltrasi sedang merupakan dominan di Saluran Baku Kali Patirana, Curahdami, dan Krasak DAS Sampean Baru.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectLaju Infiltrasien_US
dc.subjectmetode Hortonen_US
dc.titlePOTENSI LAJU INFILTRASI DI SALURAN BAKU KALI PATIRANA, CURAHDAMI, DAN KRASAK DAS SAMPEAN BARU KABUPATEN BONDOWOSOen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record