Show simple item record

dc.contributor.advisorSiti Muslichah
dc.contributor.advisorIndah Yulia Ningsih
dc.contributor.authorRizki, Kinanthi Putri
dc.date.accessioned2017-03-20T08:37:14Z
dc.date.available2017-03-20T08:37:14Z
dc.date.issued2017-03-20
dc.identifier.nim122210101015
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79734
dc.description.abstractHiperurisemia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Keadaan ini dapat menimbulkan terjadinya gout, tofus, batu urat dan nefropati urat yang mengganggu aktivitas penderita hiperurisemia. Pengobatan hiperurisemia umumnya menggunakan allopurinol, namun obat ini memiliki beberapa efek samping yang merugikan pasien sehingga untuk menghindarinya diperlukan alternatif lain misalnya dengan pengobatan herbal. Tanaman sidaguri dan jahe merah telah diketahui memiliki aktivitas antihiperurisemia dalam ekstrak tunggalnya, tetapi belum ada penelitian tentang kombinasi kedua ekstrak tersebut sebagai antihiperurisemia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak terhadap kadar asam urat pada mencit jantan hiperurisemia dan mengetahui perbedaan pengaruh pemberian kombinasi ekstrak dibandingkan dengan ekstrak tunggal daun sidaguri atau jahe merah dan kontrol positif (allopurinol). Penelitian ini menggunakan 36 ekor mencit jantan yang dibagi menjadi 9 kelompok yaitu kelompok normal, kelompok kontrol positif, kelompok kontrol negatif, kelompok kombinasi dosis ekstrak daun sidaguri 50 mg/kg BB dan rimpang jahe merah 400 mg/kg BB, kelompok kombinasi dosis ekstrak daun sidaguri 50 mg/kg BB dan rimpang jahe merah 200 mg/kg BB, kelompok kombinasi dosis ekstrak daun sidaguri 25 mg/kg BB dan rimpang jahe merah 400 mg/kg BB, kelompok kombinasi dosis ekstrak daun sidaguri 25 mg/kg BB dan rimpang jahe merah 200 mg/kg BB, kelompok ekstrak tunggal daun sidaguri 50 mg/kg BB dan kelompok ekstrak tunggal rimpang jahe merah 400 mg/kg BB. Pengujian aktivitas antihiperurisemia dilakukan selama 8 hari yaitu pada hari ke 1-7 diberi pakan campuran melinjo 10% dan hari ke 8 diinduksi kalium oksonat 250 mg/kg BB kecuali kelompok normal. Pada hari ke 8 dilakukan pengambilan darah pada semua kelompok dan serum darah yang diambil dianalisis menggunakan fotometer. Data nilai kadar asam urat yang diperoleh dianalisis secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan semua kelompok kombinasi ekstrak memiliki rata-rata kadar asam urat lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol negatif. Semakin kecil nilai rata-rata kadar asam urat, maka semakin besar aktivitas antihiperurisemianya. Semua kelompok perlakuan kombinasi ekstrak memiliki ratarata kadar asam urat yang tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol positif, sehingga aktivitasnya sebanding dengan obat allopurinol. Kelompok kombinasi dosis ekstrak daun sidaguri 50 mg/kg BB dan rimpang jahe merah 400 mg/kg BB merupakan kombinasi yang memiliki aktivitas antihiperurisemia terbaik dengan ratarata kadar asam urat sebesar 2,16 mg/dL. Senyawa flavonoid dalam ekstrak daun sidaguri dan jahe merah diduga memiliki aktivitas antihiperurisemia dengan mekanisme menghambat enzim xantin oksidase. Senyawa yang diduga memiliki aktivitas antihiperurisemia dalam kombinasi ekstrak tersebut adalah flavonoid, saponin, alkaloid, tanin, dan terpenoid.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEkstrak Etanol Daun Sidagurien_US
dc.subjectRimpang Jahe Merahen_US
dc.subjectHiperurisemiaen_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) DAN RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) PADA MENCIT JANTAN HIPERURISEMIAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record