Show simple item record

dc.contributor.advisorEndah Puspitasari
dc.contributor.advisorSiti Muslichah
dc.contributor.authorAWWALITA, FAIQOH
dc.date.accessioned2017-03-14T04:19:59Z
dc.date.available2017-03-14T04:19:59Z
dc.date.issued2017-03-14
dc.identifier.nim082210101062
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79668
dc.description.abstractInfeksi merupakan keadaan masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, kemudian berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Sebagian besar penyakit infeksi yang merugikan bagi manusia disebabkan oleh bakteri salah satunya Staphylococcus aureus yang merupakan patogen penting dan berbahaya diantara marga Staphylococcus. Bakteri S.aureus juga sering resisten terhadap berbagai jenis obat, sehingga mempersulit pemilihan antimikroba yang sesuai untuk terapi. S. aureus dapat ditemukan pada permukaan kulit sebagai flora normal, terutama di sekitar hidung, mulut, alat kelamin, dan sekitar anus. S. aureus dapat menyebabkan infeksi pada luka. Infeksi oleh S. aureus dapat menyebabkan sindroma kulit. Resistensi muncul pertama kali yaitu pada populasi bakteri penyebab suatu infeksi, baik karena keadaan umum pasien atau karena pengaruh pertahanan tubuh hospes yang lemah, sehingga menyebabkan penggunaan antibiotik dalam jumlah banyak. Pengobatan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri yang resisten terhadap antibiotika memerlukan produk baru yang memiliki potensi tinggi, Penelitian zat yang berkhasiat sebagai anti bakteri perlu dilakukan untuk menemukan produk antibakteri baru yang berpotensi uuntuk menghambat atau membunuh bakteri yang resisten terhadap antibiotik dengan harga yang terjangkau. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah memanfaatkan zat aktif pembunuh bakteri yang terkandung dalam tanaman obat dan memiliki prospek sebagai sumber bahan obat salah satunya adalah tanaman binahong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas ekstrak etanol total dan ekstrak etanol terpurifikasi daun terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus serta menentukan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) pada kedua ekstrak tersebut. Daun binahong yang digunakan berasal dari Kecamatan Kreongan Kabupaten Jember. Daun binahong dicuci, disortasi kemudian dikeringkan dan diultrasonikasi dengan etanol70%. Dipekatkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran in vitro. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hasil pengujian aktivitas anti bakteri berupa nilai daya hambat ekstrak etanol total daun binahong konsentrasi 2 ,4 ,6 ,8% b/v terhadap bakteri S. aureus yaitu sebesar 8,00 ± 0,04; 9,42 ± 0,103; 11,56 ± 0,007 dan 13,23 ± 0,058 mm. Sedangkan pada uji aktivitas antibakteri ekstrak terpurifikasi daun binahong pada konsentrasi yang sama menunjukkan nilai daya hambat sebesar 10,54 ± 0,064; 12 ± 0,073; 13,45 ± 0,074; dan 15,11 ± 0,034 mm. Nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol total terhadap S. aureus resisten adalah 1,5% b/v, sedangkan nilai KHM untuk ekstrak etanol terpurifikasi terhadap S. aureus resisten adalah 1,7 % b/ven_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectUji aktivasien_US
dc.subjectAntibakterien_US
dc.subjectEkstrak etanolen_US
dc.subjectDaun Binahongen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TOTAL DAN EKSTRAK ETANOL TERPURIFIKASI DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP Staphylococcus aureus RESISTENen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record