Show simple item record

dc.contributor.advisorSAKINAH, Elly Nurus
dc.contributor.advisorHAIRUDIN
dc.contributor.authorMUSLIMIN, M. Buyung
dc.date.accessioned2017-03-07T07:51:42Z
dc.date.available2017-03-07T07:51:42Z
dc.date.issued2017-03-07
dc.identifier.nimNIM132010101103
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79498
dc.description.abstractIsoniazid merupakan salah satu obat yang digunakan sebagai monoterapi profilaksis untuk infeksi laten tuberkulosis. Peningkatan enzim transaminase dilaporkan sekitar 0,5% pada pasien yang menggunakan isoniazid sebagai monoterapi. Data U.S Food and Drug Administration (FDA) mengestimasikan kematian akibat penggunaan isoniazid sebagai monoterapi sekitar 23,2 per 100.000 warga di Amerika Serikat. Alwi (2013) melaporkan terdapat prevalensi sebesar 52,2% pasien tuberkolosis yang mengalami hepatotoksik akibat terapi obat antituberkolosis di RSUP Persahabatan Jakarta dan RSPG Cisarua pada tahun 2012. Kerusakan hepatosit disebabkan oleh radikal bebas yang dipicu oleh hasil metabolisme isoniazid di dalam hepar, yaitu asetilhidrazin dan hidrazin. Asetilhidrazin dan hidrazin akan dioksidasi menjadi metabolit reaktif oleh sitokrom P450 (CYP2E1). Metabolit reaktif tersebut akan memicu terjadinya asetilasi makromolekul yang menyebabkan terjadinya protein binding di hepar dan penurunan aktivitas glutation yang merupakan pendetoksifikasi reactive oxygen species (ROS). Kedua mekanisme tersebut akan mengakibatkan peroksidasi lemak dan gangguan sintesis protein. Ketidakseimbangan antara oksidasi dengan kemampuan antioksidan di dalam tubuh akan menyebabkan stress oksidatif, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan hepatosit yang ditandai dengan meningkatnya kadar SGOT dan SGPT. Antioksidan dapat mencegah terjadinya kerusakan hepatosit oleh radikal bebas. Daun Kemangi (Ocimum sanctum) merupakan salah satu tumbuhan yang telah dibuktian bertindak sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan hepatosit. Daun kemangi mempunyai kandungan eugenol, flavonoid, dan asam ursalat yang merupakan antioksidan eksogen dan dapat mencegah radikal bebas dengan cara mendonorkan elektron pada ikatan elektron tunggal radikal bebas. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum santum) dapat mencegah peningkatan kadar SGOT dan SGPT mencit (Mus musculus) yang diinduksi isoniazid. Jenis penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan post test only control group design. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi, Laboratorium Farmakologi, dan Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran, serta Laboratorium Biologi Fakultas Farmasi Universitas Jember. Sampel yang digunakan berupa mencit sebanyak 28 ekor dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Jumlah kelompok penelitian ada 7 yaitu kelompok kontrol normal (K(n)) dengan pemberian normal saline dan Tween 80 0,5%, kelompok kontrol negatif (K(-)) dengan pemberian isoniazid 100 mg/kgBB/hari dan Tween 80 0,5%, dan 5 kelompok perlakuan dengan pemberian dosis ekstrak daun kemangi berikut sebesar 2,8 mg/20 gBB; 5,6 mg/20 gBB; 8,4 mg/20 gBB; 11,2 mg/20 gBB; dan 14 mg/20 gBB setelah 2 jam pemberian isoniazid 100 mg/kgBB/hari. Pemberian perlakuan dilakukan selama 10 melalui jalur intragastrikal. Pengukuran kadar SGOT dan SGPT dilakukan setelah 10 hari perlakuan menggunakan sampel dari darah jantung mencit. Pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT menggunakan metode IFCC dengan reagen DIALAB. Analisis data dilakukan menggunakan uji One Way ANOVA dan analisis Post Hoc dengan uji LSD. Hasil pengukuran menunjukan rata-rata kadar SGOT dari masing-masing kelompok yaitu K(n) (99,07±21,27 U/L), K(-) (157,71±36,47 U/L), K1 (143,55±21,27 U/L), K2 (113,23±14,77 U/L), K3 (109,18±10,44 U/L), K4 (107,16±15,31 U/L), K5 (103,12±13,81 U/L) dan rata-rata kadar SGPT dari masing-masing kelompok yaitu K(n) (56,61± 11,44 U/L), K(-) (125,36±25,15 U/L), K1 (105,14±6,60 U/L), K2 (78,85±7,74 U/L), K3 (76,83±15,49 U/L), K4 (64,70±14,77 U/L), K5 (60,66± 10,44 U/L). Hasil analisis statistik One Way Anova didapatkan besar p=0,003 pada kadar SGOT dan p=0,000 pada kadar SGPT, yang artinya bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di antara dua kelompok perlakuan. Hasil analisis Post Hoc dengan uji LSD menunjukan bahwa pada kelompok (K2) dosis 5,6 mg/20 gBB; (K3) dosis 8,4 mg/20 gBB; (K4) dosis 11,2 mg/20 gBB; dan (K5) dosis 14 mg/20 gBB terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) dengan kelompok pemberian isoniazid (K(-)). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa ekstrak daun kemangi dapat mencegah peningkatan kadar SGOT dan kadar SGPT pada mencit yang diinduksi isoniazid.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132010101103;
dc.subjectDAUN KEMANGI (Ocimum sanctum)en_US
dc.subjectKADAR SGOTen_US
dc.titleEKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ISONIAZIDen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record