STRATEGI PEMBERDAYAAN BUDAYA USING MELALUI SKEMA SISTER CITY UNTUK MENINGKATKAN INDUSTRI PARIWISATA
Abstract
Kebijakan desentralisasi melalui pemberlakuan otonomi daerah telah memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk memberdayakan budaya dan meningkatkan industri pariwisatanya melalui model kerjasama sister city. Namun demikian, pengembangan model sister city yang melibatkan masyarakat dengan latar belakang tingkat pendidikan menengah kebawah, bercorak agraris, dan memegang teguh nilai-nilai adat memerlukan strategi yang berbeda dengan masyarakat yang sudah modern. Penelitian ini bertujuan ingin merumuskan konsep pengembangan sister city yang sesuai dengan profil demografis masyarakat. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, diskusi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kerjasama sister city yang dilakukan suatu pemerintah daerah yang memiliki karateristik masyarakat agraris dan sangat teguh memegang budaya hormat pada pemimpin, maka inisiatifnya tidak bisa diharapkan murni tumbuh dan berkembang dari pihak masyarakat tetapi dari pemerintah. Jadi model pendekatan top-down yang sesuai untuk digunakan dalam membangun kerjasama sister city. Namun kalau kedua daerah tersebut memiliki karateristik wilayah dan potensi yang sama, justru dapat melemahkan kekuatan bangunan kerjasama sister city yang telah disepakati bersama. Bentuk kerjasama yang dibangun akan lebih sulit tercapai karena kecenderungan yang terjadi diantara keduanya justru adalah kompetisi dan bukan kerjasama dalam artian yang seharusnya
Collections
- LRR-Hibah Fundamental [144]