Show simple item record

dc.contributor.advisorPrasetyo, Aris
dc.contributor.advisorElly Nurus Sakinah
dc.contributor.authorSafitri, Emma Enggar
dc.date.accessioned2017-01-31T01:27:00Z
dc.date.available2017-01-31T01:27:00Z
dc.date.issued2017-01-31
dc.identifier.nim132010101047
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79203
dc.description.abstractDrug induced liver injury (DILI) merupakan salah satu penyakit peradangan hati karena penggunaan obat tertentu. Kejadian DILI sekitar 1:10.000 atau 1:100.000 dan 10% pasien dengan gejala ikterus bisa meninggal. Obat antituberkulosis di India menempati urutan pertama obat yang dapat menyebabkan DILI. Sedangkan isoniazid menduduki urutan kedua di Spanyol dan US. Isoniazid dimetabolisme di hati dengan menggunakan beberapa jalur metabolisme. Salah satunya menggunakan enzim n-asetyltransferase dan amylohidrolase untuk menguraikan isoniazid menjadi asetilhidrazin dan hidrazin. Hidrazin merupakan metabolit reaktif yang merupakan radikal bebas bagi tubuh. Hidrazin akan menyebabkan stress oksidatif berupa penurunan glutation sulfhydril (GSH) intraseluler dan menginduksi terjadinya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid akan merusak sel karena strukturnya belum stabil dan mencari pasangan elektron lainnya dari membran sel dengan cara memecahkan asam lemak jenuh yang dapat menghasilkan MDA. MDA merupakan biomarker adanya radikal bebas yang tidak dapat dinetralkan oleh antioksidan dalam tubuh. MDA merupakan senyawa yang mutagenik bagi tubuh dan bisa berikatan lagi dengan PUFA melalui omega-6 dari PUFA sehingga menyebabkan fragmentasi membran sel dan membran sel yang terkena menjadi rapuh. MDA dapat ditemukan di berbagai jaringan sesuai dengan kerusakan yang ada. MDA dapat menginduksi delesi berat pada DNA sehingga perbaikannya tidak mudah. Sel yang sudah terdelesi karena MDA dapat berubah menjadi lesi premutagenik. Berkurangnya antioksidan alami yang ada dalam tubuh dapat menyebabkan ketidakseimbangan oksidan dan antioksidan. Oleh karena itu diperlukan antioksidan dari luar tubuh. Antioksidan dapat diperoleh dari tumbuhan hijau terutama daunnya. Kemangi merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki antioksidan yang tinggi. Daun kemangi memiliki senyawa antioksidan yang beragam. Senyawa yang paling banyak terdapat pada daun kemangi (Ocimum sanctum) adalah minyak atsiri yang mengandung 70% eugenol dan 20% metyl eugenol. Eugenol merupakan senyawa fenolik. Senyawa fenolik lain yang dipercaya bisa menurunkan radikal bebas adalah flavonoid. Senyawa fenolik ini dapat mendonorkan elektron dan hidrogen pada proses peroksidasi lipid sehingga mencegah terbentuknya MDA. Jenis penelitian ini adalah penelitian true experimental laboratories dengan rancangan penelitian posttest only with control group design, bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kemangi terhadap kadar MDA hati pada mencit yang diinduksi isoniazid. Penelitian dilakukan di laboratorium Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 28 ekor mencit jantan berat 20-30 gram yang diambil secara simple random sampling. Sampel dibagi menjadi 7 kelompok yaitu kelompok normal (Kn), kelompok kontrol negatif (K(-)), kelompok perlakuan 1 (K1), kelompok perlakuan 2 (K2), kelompok perlakuan 3 (K3), kelompok perlakuan 4 (K4) dan kelompok perlakuan 5 (K5). Kelomok normal diberikan normal saline dan setelah 2 jam diberikan tween 80 0,5% peroral sesuai berat badan. Kelompok kontrol negatif K(-) diberikan isoniazid yang dilarutkan dalam normal saline peroral dengan dosis 100mg/kgBB dan setelah 2 jam akan disondekan larutan tween 80 0,5% untuk menyamakan perlakuan terhadap kelompok yang diberi ekstrak kemangi. Kelompok perlakuan K1, K2, K3, K4 dan K5 disondekan INH yang dilarutkan dalam normal saline dengan dosis 200mg/kgBB dan setelah 2 jam diberikan ekstrak etanol daun kemangi yang dilarutkan dalam tween 80 0,5% peroral dengan dosis 2,8 mg/20gBB, 5,6 mg/20gBB, 8,4 mg/20gBB, 11,2 mg/20gBB dan 14 mg/20gBB. Setelah semua kelompok diberi perlakuan selama 10 hari dilakukan pengukuran kadar MDA dari jaringan hati dengan metode MDA-TBA. Pembuatan ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum) menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 90%. Data yang didapat berupa kadar MDA dengan satuan μg/mL. Hasil pengukuran rata-rata kadar MDA dan standar deviasi tiap kelompok perlakuan adalah Kn 3,97±1,41; K(-) 8,38±0,79; K1 5,89±0,73; K2 5,41±1,58; K3 4,77±2,12; K4 4,54±1,51 dan K5 4,06±1,48. Hasil pengukuran kadar MDA Hati dianalisis dengan menggunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan uji Post Hoc multiple comparisons dengan tes LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum) sebagai hepatoprotektor terhadap kadar mda hati mencit yang diinduksi isoniazid (p<0,05). Hasil pengukuran kadar MDA hati juga diuji dengan analisis statistik regresi untuk mencari dosis efektif ekstrak etanol daun kemangi yaitu 14,568mg/20gBB.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEkstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum)en_US
dc.subjectHepatoprotektoren_US
dc.subjectKadar MDA Hati Menciten_US
dc.subjectInduksi Isoniaziden_US
dc.titlePENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum)SEBAGAI HEPATOPROTEKTORTERHADAP KADAR MDA HATI MENCIT YANG DIINDUKSI ISONIAZIDen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record