Show simple item record

dc.contributor.advisorNormasari, Rena
dc.contributor.advisorPrastyo, Aris
dc.contributor.authorArifin, Muhammad Nur
dc.date.accessioned2017-01-25T07:54:54Z
dc.date.available2017-01-25T07:54:54Z
dc.date.issued2017-01-25
dc.identifier.nimNIM122010101023
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79167
dc.description.abstractOsteoartritis merupakan suatu kelainan kronis sendi sinovial yang kompleks dimana terjadi destruksi dari kartilago, pembentukan kista dan sklerosis di tulang subkondral, sinofitis ringan, fibrosis kapsula sendi, disertai pembentukan osteofit. Kerusakan kartilago sendi lutut mengakibatnya terganggunya fungsi kartilago dalam meredam tekanan pada saat pembebanan sendi mengakibatkan terjadi perubahan morfologis sendi lutut. Di Indonesia terdapat sejumlah 34,3 kasus pada 2002 dan mencapai 36,5 juta kasus pada 2007. Prevalensi OA cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Secara khusus prevalensi OA di Indonesia juga cukup tinggi yaitu 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun dan 65% pada usia > 61 tahun, dengan jumlah penderita wanita lebih banyak dari laki-laki. Intrleukin-1β (IL-1β) serta beberapa sitokin proinflamasi lain memiliki peran dalam dalam proses kerusakan kartilago dan beberapa proses patologis lain. Sitokin ini memiliki efek yang merusak fungsi kondrosit dan integritas matrix extracelullar. Ketika sitokin ini berikatan dengan reseptor IL-1 (IL-1RI) IL-1β dapat memicu tranduksi sinyal yang memicu peningkatan kadar Ca2+ intracellular, aktivasi Protein Kinase C, dan lainlain yang dapat memicu peningkatan apoptosis dan nekrosis. Terapi OA yang digunakan masih berfokus pada pengurangan rasa nyeri yaitu NSAID, sementara itu belum ada obat yang mengurangi progresivitas destruksi dari kartilago,. Selain itu, obat ini sering menyebabkan efek samping yang merugikan jika digunakan dalam jangka panjang. Efek yang paling ringan berupa mual, nyeri lambung, dispepsia sampai yang paling serius seperti timbul lesi, perdarahan bahkan perforasi pada saluran pencernaan. Salah satu terapi alternatif yang dapat digunakan adalah suplemen minyak ikan. Ikan laut mengandung asam omega 3 yaitu ix eicosapentaenoid acid (EPA) dan docohexaenoic acid (DHA) yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan asam lemak tak jenuh pada ikan lemuru (Sardinella longicep) jika dibandingkan dengan jenis minyak ikan lainnya merupakan yang paling besar. EPA dan DHA ini mampu meminimalisasi agregasi platelet dan rangsangan monosit untuk menyintesis IL-1β dan mediator inflamasi lain sehingga destruksi dari kartilago menjadi lebih minimal. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minyak ikan lemuru terhadap ekspresi IL-1β pada kartilago sendi tikus yang diinjeksi CFA. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian True Experimental dengan menggunakan Randomized Post Test Only Control Group Design, dilaksanakan pada Bulan Januari-Juli 2016 di laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, di laboratorium Biokimia dan Parasit Fakultas Kedokteran Universitas Jember serta di laboratorium Patologi Anatomi dan Fisiologi Universitas Brawijaya. Sampel yang digunakan adalah tikus Sprague dawley putih jantan dengan berat 300-350 gram yang berumur 3-5 bulan. Jumlah sampel adalah 24 ekor tikus yang terbagi kedalam 2 kelompok, yaitu: kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan. Kemudian, masing-masing kelompok dibagi menjadi 3 sub kelompok, yaitu kelompok 7 hari, 14 hari, dan 21 hari. Masing-masing kelompok berisikan 4 ekor tikus. Pada semua kelompok diinjeksi CFA 0,08 ml secara intraartikular pada sendi tibiofemoral untuk mendapatkan model tikus osteoartritis. Setelah 6 minggu pasca injeksi CFA, kelompok perlakuan di berikan minyak ikan lemuru selama 7, 14 dan 21 hari, sedangkan kelompok kontrol negatif tidak, lalu didekapitasi. Selanjutnya pengambilan dan pembuatan preparat jaringan sendi tibiofemoral serta pewarnaan Imunohistokimia dan pengamatan ekspresi IL-1β yang didapatkan dari skor histologi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah lama pemberian minyak ikan lemuru dan variabel terikat adalah ekspresi IL-1β. Pada penelitian ini didapatkan data skor ekspresi IL-1β pada kelompok kontrol negatif secara berturut-turut K-1, K-2, dan K-3 memiliki rata-rata skor IL-1β sebesar 179,85; 178,38; dan 169,30. Sedang pada kelompok perlakuan secara x berturut-turut P1, P2, dan P3 memiliki rata-rata skor IL-1β 153,91; 147,10; dan 141,07. Dari data tersebut kemudian dilakukan uji kruskal-wallis dan didapatkan perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi p= 0,001. Kemudian dilakukan uji post hoc Mann-Whitney didapatkan hasil dengan nilai signifikansi p= 0,021 pada tiap kelompok, namun antara kelompok kontrol didapatkan hasil yang tidak signifikan. Hasil tersebut menunjukkan skor ekspresi IL-1β yang pada kelompok perlakuan lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol negatif pada hari ke-7, 14, dan 21. Didapatkan pula skor ekspresi IL-1β yang paling kecil pada kelompok perlakuan di hari ke-21. Hal ini dikarenakan pemberian EPA dan DHA dalam jangka waktu lama mampu mempengaruhi struktur AA sehingga menurunkan induksi monosit dalam memproduksi IL-1β. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa minyak ikan lemuru dapat menurunkan ekspresi intrleukin-1β kartilago sendi tikus Sprague dawley jantan yang diinjeksi Complete Freund’s Adjuvant.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries122010101023;
dc.subjectMinyak Ikan Lemuruen_US
dc.subjectSendi Tikusen_US
dc.titlePengaruh Minyak Ikan Lemuru (Sardinella longiceps) terhadap Ekspresi IL-1β Kartilago Sendi Tikus yang Diinjeksi CFAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record