dc.description.abstract | Risiko depresi postpartum dapat dikatakan sebagai potensi atau
ketidakpastian terjadinya suatu gangguan psikologis atau gangguan suasana hati
yang ditimbulkan oleh ibu pasca melahirkan akibat ketidaksiapan penerimaan
peran menjadi seorang ibu. Salah satu faktor psikologis yang dapat meningkatkan
terjadinya risiko depresi postpartum menurut penelitian (Muhammad et al, dalam
Haque, 2015) yaitu harga diri rendah, kemampuan beradaptasi, dan kurangnya
pengetahuan orang tua, selain itu masalah psikologis yang sering dialami oleh
kebanyakan ibu postpartum seperti halnya kurangnya dukungan suami terhadap
istri. Peran suami sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah psikologi akibat
pengeluaran ASI yang minimal yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu
(Iswati, 2013). Peran atau dukungan suami merupakan salah satu faktor yang
dapat memicu risiko terjadinya depresi postpartum. Suami yang selalu berada
didekat istri saat proses persalinan dapat memberikan perasaan senang dan tenang
bagi ibu (Syamsiah, 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan peran suami sebagai
breastfeeding father dengan risiko terjadinya depresi postpartum hari 1-14 di
Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang
digunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu non probability sampling dengan
pendekatan teknik total sampling (Setiadi, 2007). Sampel yang digunakan adalah
30 ibu postpartum 1-14 hari, pengumpulan data menggunakan kuesioner risiko
Edenburg Postnatal Scale (EPDS) dan kuesioner peran suami sebagai
breastfeeding father. | en_US |