Show simple item record

dc.contributor.advisorIndarti, Dwi
dc.contributor.advisorMulyono, Tri
dc.contributor.authorKristi, Maganda Ananda
dc.date.accessioned2017-01-18T07:25:39Z
dc.date.available2017-01-18T07:25:39Z
dc.date.issued2017-01-18
dc.identifier.nim111810301042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78878
dc.description.abstractmerupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk mengurangi kadar ion logam. Metode ini dapat mengurangi kadar ion logam berat dengan cara melekatkan ion logam pada suatu permukaan zat lain yang biasa disebut adsorben. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adsorpsi antara lain adalah luas permukaan. Semakin luas permukaan, maka semakin banyak pula adsorbat yang dapat teradsorp. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan kitosan beads dengan memodifikasi pori menggunakan zat porogen yaitu NaCl untuk memperbesar pori sehingga dapat memperluas permukaan dan juga menggunakan agen crosslinker untuk meningkatkan daya tahan kitosan beads. Penelitian ini memvariasi konsentrasi agen crosslinker yang digunakan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kemampuan adsorpsi kitosan beads. Agen crosslinker yang digunakan adalah formaldehida dengan variasi 23%, 30% dan 37%. Proses pembuatan kitosan beads yaitu dengan menambahkan zat porogen untuk memperbesar pori dengan perbandingan kitosan: NaCl (1:1). Kitosan yang sudah ditambahkan NaCl selanjutnya ditambahkan formaldehida. Setelah gel homogen dilakukan pencetakan beads dengan meneteskan gel kitosan tersebut menggunakan syringe 12 mL ke dalam larutan NaOH. Larutan NaOH tersebut digunakan agar kitosan beads yang terbentuk dapat terkoagulasi. Setelah beads terkoagulasi, saring dan bilas dengan aquades hingga beads netral. Kitosan beads netral kemudian dikeringkan dengan suhu 110oC selama 1,5 jam. Kitosan beads yang sudah kering selanjutnya dikarakterisasi porositas dan gugus fungsinya. Kitosan beads juga diuji kemampuan adsorpsinya terhadap Cu2+ untuk mengetahui kapasitas adsorpsi dari kitosan beads termodifikasi. Hasil menunjukkan jumlah Cu2+ yang terserap semakin meningkat pada kenaikan waktu adsorpsi. Namun, pada waktu adsorpsi 120 - 180 menit jumlah Cu2+ yang terserap konstan. Hal ini menunjukkan bahwa pada waktu adsorpsi 120 – 180 menit merupakan waktu kesetimbangan. Hasil porositas kitosan beads + formaldehida 0%, kitosan beads + formaldehida 23%, kitosan beads + formaldehida 30% dan kitosan beads + formaldehida 37% masing – masing adalah 41,2%; 39,3%; 32,6%; 19,7%. Hasil karakterisasi ini menunjukkan, bahwa semakin banyak formaldehida yang ditambahkan, maka porositasnya semakin kecil. Hasil uji FTIR menunjukkan bahwa perbedaan spektra antara kitosan beads tanpa formaldehida dengan kitosan beads tercrosslink formaldehida hanya terletak pada pada panjang gelombang 1548 – 1660 cm-1 yang berubah menjadi satu peak pada kitosan beads tercrosslink formaldehida. Hasil kapasitas adsorpsi menunjukkan bahwa semakin banyak formaldehida yang ditambahkan, maka semakin kecil nilai kapasitas adsorpsinya. Nilai kapasitas adsorpsi kitosan beads + formaldehida 0%, kitosan beads + formaldehida 23%, kitosan beads + formaldehida 30% dan kitosan beads + formaldehida 37% berturut – turut adalah 29,41; 21,98, 20,20; 19,50 mg/g.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectADSORPSI Cu2+en_US
dc.subjectKITOSAN BEADSen_US
dc.subjectFORMALDEHIDAen_US
dc.titleADSORPSI Cu2+ MENGGUNAKAN KITOSAN BEADS TERMODIFIKASI FORMALDEHIDAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record