Show simple item record

dc.contributor.advisorMurtaqib
dc.contributor.advisorNs. Nur Widayati
dc.contributor.authorErfrandau, Ananta
dc.date.accessioned2017-01-18T02:30:40Z
dc.date.available2017-01-18T02:30:40Z
dc.date.issued2017-01-18
dc.identifier.nimNIM122310101015
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78815
dc.description.abstractKualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk. Usia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas tidur. Seiring dengan bertambahnya usia keluhan kualitas tidur semakin meningkat. Wawancara terhadap 15 orang lansia di UPT PSLU Jember didapatkan 11 lansia mengatakan sulit tidur di malam hari, bangun terlalu awal, dan sering tidur pada siang hari. Lansia tersebut mengatakan mengalami sulit tidur karena memikirkan keluarga yang jarang atau kadang tidak pernah mengunjungi mereka. Penatalaksanaan terhadap kualitas tidur yang buruk dapat dilakukan secara non farmakologis. Penatalaksanaan non farmakologis sangat dianjurkan karena tidak menimbulkan efek samping dan dapat memandirikan lansia untuk dapat menjaga kesehatan mereka sendiri. Salah satu penatalaksanaan non-farmakologis terhadap kualitas tidur lansia adalah terapi tawa. Terapi tawa (laughter therapy) dapat mengaktivasi hipotalamus yang akan menghambat pengeluaran Corticotropin Releasing Hormone (CRH) yang akan menurunkan sekresi ACTH dan kadar kortisol dalam darah. Sekresi ACTH yang menurun akan merangsang peningkatan produksi serotonin dan endorfin otak yang mengakibatkan perasaan yang nyaman rileks, dan akan membuat seseorang mudah untuk memulai tidur. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh terapi tawa terhadap kualitas tidur lansia di UPT PSLU Jember. Penelitian ini menggunakan metode quasy experimental dengan rancangan randomized control group pretestx posttest design. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling yang melibatkan 30 responden yang dibagi menjadi 15 responden sebagai kelompok perlakuan dan 15 responden sebagai kelompok kontrol. Terapi tawa dilakukan sehari sekali selama tujuh hari berturut-turut selama 15-20 menit. Data dianalisis menggunakan uji t dependent, wilcoxon, t independent dan mann-whitney dengan α: 0,05. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dari kualitas tidur lansia sebelum dan setelah terapi tawa pada kelompok perlakuan (p value: 0,001). Pada kelompok kontrol hasil menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dari kualitas tidur pada lansia sebelum dan setelah terapi tawa (p value: 0,082). Selanjutnya, ada perbedaan yang signifikan kualitas tidur lansia antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan terapi tawa (p value: 0,000). Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh terapi tawa terhadap kualitas tidur lansia di UPT PSLU Jember. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan kualitas tidur lansia pada kelompok perlakuan setelah dilakukan terapi tawa. Berdasarkan hasil penelitian ini terapi tawa dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi non farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur lansia.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries122310101015;
dc.subjectsleep qualityen_US
dc.subjectElderlyen_US
dc.subjectLaughter Therapyen_US
dc.titlePENGARUH TERAPI TAWA TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA (UPT PSLU) KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record