dc.description.abstract | Penyakit hawar bakteri kedelai disebabkan oleh bakteri Pseudomonas syringae pv. glycine dan merupakan penyakit yang berbahaya dengan tingkat kerugian mencapai 70 %. Pengendalian dengan pestisida kimia disamping kurang efektif, ternyata banyak menimbulkan pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan, resistensi patogen maupun timbulnya strain baru patogen yang lebih ganas. Alternatif pengendalian yang ramah lingkungan adalah dengan agens hayati bakteri Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtillis. Bakteri ini merupakan kelompok (PGPR/Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang berperan sebagai bioprotektan, biofertilizer dan biostimulan. Beberapa keunggulan bakteri mampu menekan patogen tular tanah, mudah diisolasi, aplikasinya mudah, kolonisasi perakaran yang tinggi dan kompetisi yang unggul. Pada penelitian awal, peneliti telah melakukan eksplorasi, identifikasi dan karakterisasi bakteri antagonis dari berbagai lokasi, selama tiga tahun ( 2011-2013) dan telah terkoleksi isolat murni sebanyak 336 strain (216 Isolat P. fluorescens dan 120 isolat B. subtillis). Hasil penelitian secara invitro menunjukkan bahwa semua isolat bakteri antagonis yang telah terpilih memiliki kemampuan dalam menghambat jamur P. syringae dengan besar daya penghambatan adalah 66 % sampai 77.6 %, daya hambat terbesar adalah pada isolat BS 05, dan sekaligus memiliki konsistensi yang baik, baik pada isolat RS.1 sebesar (77,3 %) maupun pada isolat RS.2 yaitu sebesar (77,6 %). Hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa bakteri BS 80, PF 06, dan BS 58 memiliki konsistensi yang baik dalam menghambat jamur R solani baik pada strain R1.1 maupun Strain R2.2, hanya saja besar daya hambatannya lebih kecil. | en_US |