Show simple item record

dc.contributor.authorShinta Novadela Widiyanto
dc.date.accessioned2017-01-16T01:47:28Z
dc.date.available2017-01-16T01:47:28Z
dc.date.issued2017-01-16
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78612
dc.descriptionFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2016en_US
dc.description.abstractBentuk fisik seseorang dibagi menjadi 3 yaitu kurus, sedang, gemuk atau yang bisa disebut juga dengan istilah bentuk skelet ektomorfik, mesomorfik dan endomorfik. Bentuk fisik menggambarkan keadaan status gizi seseorang. Asupan gizi merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting pada proses tumbuh kembang. Perbedaan asupan gizi menyebabkan perbedaan pola tumbuh kembang serta maturasi tulang, salah satunya yaitu tulang rahang. Tulang rahang yang sempit dan kecil memiliki kemungkinan terjadi kasus maloklusi yang tinggi. Gangguan proses tumbuh kembang yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi memungkinkan timbulnya suatu kasus maloklusi. Variasi kasus maloklusi memerlukan suatu index yang valid dan reliabel untuk standar penilaian, salah satunya adalah PAR Index yang dikemukakan oleh Richmond dkk. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan bentuk skelet dengan tingkat keparahan maloklusi seseorang dengan bentuk skelet ektomorfik dan endomorfik sebagai sampel.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectBentuken_US
dc.subjectSkelet Ektomorfiken_US
dc.subjectDan Endomorfiken_US
dc.titleHUBUNGAN BENTUK SKELET EKTOMORFIK DAN ENDOMORFIK TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI BERDASARKAN PAR INDEX PADA MAHASISWI USIA 18-20 TAHUN DI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2016en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record