dc.description.abstract | Simvastatin merupakan obat golongan statin yang efektif dalam memodifikasi
tingkat LDL, HDL, kolesterol total dan trigliserida. Simvastatin ini memiliki
kemampuan menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL lebih besar
dibandingkan dengan obat golongan statin yang lain. Simvastatin ini mengalami
mengalami metabolisme lintas pertama di hati sehingga menghasilkan bioavailabilitas
oral yang rendah (Kumar et al., 2014). Bioavailabilitas oral yang rendah ini dapat di
atasi dengan memformulasikan simvastatin dalam bentuk sediaal buccal film.
Sistem penghantaran buccal atau buccal film merupakan sistem penghantaran
obat dengan meletakkan obat diantara gusi dan membran pipi bagian dalam.
Kelebihan rute buccal ini yaitu dapat digunakan untuk penghantaran obat sistemik
karena jaringannya tervaskularisasi baik dan mukosanya relatif permeabel, dapat
meningkatkan bioavailabilitas obat karena obat tidak mengalami metabolisme lintas
pertama dihati, onset relatif cepat, mudah diakses, serta dapat diterapkan pada pasien
yang tidak kooperatif pada saat pengobatan (Repka et al., 2011; Semalty et al., 2008).
Faktor yang mempengaruhi efektifitas dari sediaan film yaitu pelepasan obat
dan kekuatan mukoadhesif. Persen pelepasan obat dan kekuatan mukoadhesif ini
dipengaruhi oleh polimer yang digunakan dalam sediaan buccal film simvastatin.
Polimer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu HPMC dan carbopol. HPMC
merupakan polimer yang dapat mengendalikan kecepatan pelepasan obat dan juga
digunakan sebagai bahan perekat (Kibbe, 2000; Chary et al., 1999). Carbopol
merupakan polimer golongan asam poliakrilat yang memiliki kemampuan
mukoadhesif yang baik pada konsentrasi rendah (Shin et al., 2000; Mortazavi et al.,
2000).
Pada penelitian ini dilakukan optimasi kombinasi HPMC dan carbopol dalam
sediaan buccal film simvastatin yang kemudian dilakukan evaluasi yang meliputi
organoleptis, keseragaman bobot, ketebalan film, ketahanan lipat, pH permukaan,
penetapan kadar simvastatin dalam sediaan buccal film simvastatin, uji swelling
index, persen pelepasan obat, dan uji kekuatan mukoadhesif.
Hasil pengujian kekuatan mukoadhesif menunjukkan nilai kekuatan
Fa<Fab<Fb<F1 dengan nilai kekuatan mukoadhesif berturut-turut yaitu 40,13 gram;
50,6 gram; 51,733 gram dan 88,067 gram. Hasil persen pelepasan obat menunjukkan
bahwa Fa<Fab<Fb<F1 dengan nilai persen pelepasan obat berturut-turut yaitu
70,733%; 79,82%; 83,827% dan 93,417%. Hasil dari pengujian kekuatan
mukoadhesif dan persen pelepasan obat ini kemudian dianalisis dengan menggunakan
software design expert versi 10. Hasil yang ditunjukkan dari analisis menggunakan
software design expert ini yaitu terdapat 5 solusi dengan formula terpilih F1 sebagai
formula optimum. Formula optimum F1 ini kemudian di uji FTIR dan uji waktu
tinggal mukoadhesif. Hasil uji FTIR menunjukkan bahwa tidak ada interaksi secara
fisika atau kimia dari polimer dan bahan aktif dalam sediaan buccal film simvastatin.
Hasil dari uji waktu tinggal mukoadhesif menunjukkan bahwa buccal film formula 1
dapat menempel pada jaringan buccal kambing selama 197 menit. | en_US |