Show simple item record

dc.contributor.advisorSUPRIADI
dc.contributor.advisorPRIYANTARI, Nurul
dc.contributor.authorKAMELIA, Nurul Puput Dina
dc.date.accessioned2016-11-15T03:14:07Z
dc.date.available2016-11-15T03:14:07Z
dc.date.issued2016-11-15
dc.identifier.nimNIM111810201042
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/77781
dc.description.abstractGas Metana merupakan gas yang berasal dari penguapan air lindi di TPA Taman Krocok Kabupaten Bondowoso, dimana lindi merupakan cairan sampah organik yang telah membusuk sehingga gas metana dapat berasosiasi dengan lindi. Gas metana keberadaannya di TPA Taman Krocok dapat diketahui dengan menggunakan metode self potential dengan konfigurasi leaf frog. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan posisi dan kedalaman gas metana di setiap zona tumpukan sampah TPA. TPA Taman Krocok memiliki 4 zona tumpukan sampah (tinggi 3-5 meter), setiap zona terdiri dari beberapa lintasan dan setiap lintasan terdiri dari beberapa titik pengamatan, spasi antar lintasan dan antar titik memiliki jarak 2 meter. Pemodelan geometri berbentuk bola dilakukan untuk mengukur kedalaman gas metana. Sebelum melakukan pemodelan geometri berbentuk bola terlebih dahulu melakukan pemotongan melintang di daerah anomali yang terbentuk pada setiap zona. Hasil penelitian yang dilakukan di TPA Taman Krocok menghasilkan 3 data yaitu data nilai potensial, jarak dan data GPS. Nilai potensial dan jarak diolah dengan surfer for windows 8.0 untuk menunjukkan kontur ekuipotensial yang dihasilkan. Kontur ekuipotensial menunjukkan adanya perbedaan warna yang berasal dari perbedaan nilai potensial dari masing-masing lintasan. Kontur ekuipotensial dan data GPS yang dihasilkan dapat menentukan posisi keberadaan gas metana di TPA Taman Krocok. Penelitian dilakukan pada zona 1, 2, 3 dan 4 di TPA Taman Krocok Kabupaten Bondowoso. Zona 1 dan zona 2 merupakan tumpukan sampah lama sedangkan zona 3 dan 4 merupakan tumpukkan sampah basah. Pada zona 1 dan zona 2 terdiri dari 5 lintasan, setiap lintasan terdiri dari 10 titik pengamatan. Zona 3 dan 4 terdiri dari 3 lintasan, setiap lintasan memiliki 5 titik pengamatan. Nilai potensial yang didapatkan pada penelitian ini yaitu zona 1 memiliki nilai potensial antara -26,1 mV sampai 53,8 mV, zona 2 memiliki nilai potensial antara -2,6 mV sampai 2 mV, zona 3 memiliki nilai potensial antara -9,1 mV sampai - 3 mV dan zona 4 memiliki nilai potensial antara -14 mV sampai 26 mV. Kontur ekuipotensial yang diperoleh pada penelitian ini memiliki 6 daerah anomali yang berasal dari empat dearah anomali di zona 1, satu daerah anomali di zona 3 dan satu daerah anomali di daerah 4. Keenam daerah anomali tersebut dipotong melintang dan dimodelkan berdasarkan pemodelan geometri berbentuk bola. Keempat daerah anomali di zona 1 terletak di koordinat 07⁰ 53’ 12,9” LS dan 113⁰ 52’ 41,7” dengan kedalaman masing-masing gas metana yang didapatkan yaitu 1,06 meter, 1,27 meter, 1,32 meter dan 1,57 meter. Anomali yang berada di zona 3 terletak di koordinat 07⁰ 53’ 12,4” sampai 07⁰ 53’ 12,5” LS dan 113⁰ 52’ 39,6” sampai 113⁰ 52’ 39,7 BT dengan kedalaman gas metana yaitu 1,86 meter. Sedangkan anomali yang berada di zona 4 terletak di koordinat 07⁰ 53’13,2” sampai 07⁰ 53’13,3” LS dan 113⁰ 52’ 38,8 BT dengan kedalaman gas metana yaitu 1,32 meter.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries111810201042;
dc.subjectGAS METANAen_US
dc.subjectMETODE SELF POTENTIALen_US
dc.titlePENDUGAAN AKUMULASI GAS METANA DI TPA TAMAN KROCOK KABUPATEN BONDOWOSO DENGAN METODE SELF POTENTIALen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record