Daya Vermisidal dan Ovisidal Biji Pinang (Areca Catechu L) pada Cacing Dewasa dan Telur Ascaris scum sccara In Vitro
dc.contributor.advisor | Nurdian, Yudha | |
dc.contributor.advisor | Utami, Wiwien Sugih | |
dc.contributor.author | Mukhlis, Mokhammad | |
dc.date.accessioned | 2016-11-14T08:35:39Z | |
dc.date.available | 2016-11-14T08:35:39Z | |
dc.date.issued | 2016-11-14 | |
dc.identifier.nim | 022010101015 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/77685 | |
dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi tinggi untuk terinfeksi cacing usus. Penelitian-penelitian di Indonesia menunjukan bahwa di Indonesia prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya antara 60-90%. Tanah liat, kelembaban tinggi dan suhu yang berkisar 25O – 30O C merupakan hal-hal yang sangat baik untuk berkembangnya telur Ascaris sp, menjadi bentuk infektif. Selain karena faktor tempat, obat anti cacing (antelmintik) yang tersedia juga mempengaruhi tingginya angka infeksi cacing di Indonesia. Rasa pahit, tidak enak di perut, mual, sakit kepala dan demam seperti yang ditimbulkan oleh pirantel pamoat sering kali membuat para penderita infeksi cacing berhenti mengkonsumsi antelmintik. Departemen Kesehatan RI pun berupaya memasyarakatkan toga yang dulu disebut apotik hidup ini ke seluruh masyarakat. Program ini berupa kegiatan menanami pekarangan rumah dengan tanaman obat. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.subject | Daya Vermisidal | en_US |
dc.subject | Ovisidal Biji Pinang | en_US |
dc.subject | Areca Catechu L | en_US |
dc.subject | Cacing Dewasa | en_US |
dc.subject | Telur Ascaris scum sccara In Vitro | en_US |
dc.title | Daya Vermisidal dan Ovisidal Biji Pinang (Areca Catechu L) pada Cacing Dewasa dan Telur Ascaris scum sccara In Vitro | en_US |
dc.type | Undergraduat Thesis | en_US |
Files in this item
This item appears in the following Collection(s)
-
UT-Faculty of Medical [1487]
Koleksi Skripsi Fakultas Kedokteran