dc.description.abstract | Mahasiswa pada hakikatnya adalah remaja yang mengalami transisi menuju taraf kedewasaan. Mereka
selalu akan mencoba sesuatu yang menarik dirinya dan sesuatu yang baru dalam masa tersebut. Remaja
memiliki ciri khas sangat menyukai fantasi, berkhayal dan membual. Media seperti gambar, komik, cerita,
dan video berbau porno atau seksualitas memberikan kontribusi dalam membentuk fantasi penggunanya
yaitu remaja. Dari berbagai media, komik merupakan pilihan tertinggi untuk mengakses pornografi.
Hampir setiap komik remaja terjemahan Jepang terselip adegan aktivitas seksual orang dewasa. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui Kesehatan Mental Remaja Pecandu Seks Animasi di Kabupaten Jember.
Teori yang digunakan adalah ABC (Antecedent Belief Consequences). Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian diskriptif. Peneliti menggunakan informan untuk memperoleh
berbagai informasi yang diperlukan berdasarkan teknik snowball. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
pecandu animasi seksual cenderung menyukai media visual, yaitu komik yang banyak dipakai oleh
informan. Informan menyukai media visual komik, informan merasa tidak begitu berdosa ketika yang
dilihatnya dalam bentuk kartun. Teknologi mempengaruhi informan untuk tertarik dan menyebabkan
ketagihan dan ketergantungan. Mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan di dalamnya. Perilaku
informan dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. Informan memiliki kelompok sosial yang juga
menyimpang. Hasrat seksual yang muncul dalam pribadi informan sangat tinggi. Daya tarik seksual
informan dipengaruhi oleh lawan jenis, pikiran, dan sentuhan. Informan merasa dirinya sudah pada tahap
kecanduan | en_US |