dc.description.abstract | Menurut WHO kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh ketiga terbesar di dunia di bawah
penyakit jantung koroner dan tuberculosis. Riskesdas menyatakan ada kecenderungan peningkatan
proporsi kecelakaan terbanyak terjadi pada kelompor umur 15-24 tahun. Pada usia tersebut
seseorang membutuhkan dukungan sosial untuk dapat melalui pengalaman traumatis akibat
kecelakaan lalu lintas sehingga mampu memiliki self efficacy diri dalam berkendara yang aman,
namun tidak sedikit orang masih mengalami trauma meskipun telah mendapat dukungan sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dukungan sosial terhadap self-efficacy remaja yang pernah
mengalami kecelakaan lalu lintas. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan penelitian kualitatif
menghasilkan data yang deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus (case study).
Informan utama ditentukan dengan menggunakan teknik purposive. Wawancara mendalam
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang karakteristik informan
utama, dukungan sosial (emosional, instrumental, penghargaan dan informatif), dan self-efficacy
(level, generality dan strenght). Informan utama yang mendapat dukungan sosial memiliki self
efficacy tinggi untuk tidak terlibat lagi kecelakaan lalu lintas, namun informan masih mengalami
trauma yang berkembang ke arah PTSD (Post-traumatic stress disorder) | en_US |