dc.description.abstract | Model GSTAR merupakan salah satu model yang dapat digunakan dalam
mengatasi data deret waktu dan lokasi. Model GSTAR lebih fleksibel sebagai
generalisasi dari model STAR. Berbeda dengan model STAR, model GSTAR tidak
mensyaratkan bahwa nilai-nilai parameter sama untuk semua lokasi. Oleh karena
itu model GSTAR lebih realistis, karena pada kenyataannya lebih banyak ditemui
model dengan parameter model berbeda untuk lokasi yang berbeda. Perbedaan
antar lokasi ini ditunjukkan dalam bentuk matriks pembobot. Permasalahan utama
pada model GSTAR terletak pada penentuan dan pemilihan bobot lokasi.
Pemodelan pada GSTAR ini dilakukan dengan tiga bobot lokasi yaitu bobot lokasi
seragam (uniform), invers jarak, dan normalisasi korelasi silang. Penelitian ini
dilakukan berdasarkan pengelompokkan stasiun hujan Kabupaten Jember dengan
empat wilayah yang terbentuk dari analisis kelompok (cluster analysis) untuk
mengetahui hubungan keterkaitan antar lokasi stasiun hujan. Data yang digunakan
dalam penelitian yaitu data curah hujan bulanan empat kelompok wilayah
Kabupaten Jember periode bulan Januari 2005 sampai Desember 2014 (data insample)
dan data out-sample periode bulan Januari 2015 sampai Desember 2015.
Penelitian ini pertama meliputi beberapa tahapan berikut pengelompokkan wilayah,
identifikasi model, penentuan orde model, penentuan bobot lokasi, pendugaan
parameter, uji kelayakan dan pemilihan model terbaik berdasarkan nilai RMSE
terkecil. | en_US |