Show simple item record

dc.contributor.advisorPROBOSARI, Niken
dc.contributor.advisorSETYORINI, Dyah
dc.contributor.authorAKBAR, Yusuf Rizkillah
dc.date.accessioned2016-08-19T00:41:15Z
dc.date.available2016-08-19T00:41:15Z
dc.date.issued2016-08-19
dc.identifier.nimNIM121610101003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76661
dc.description.abstractKondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia sampai saat ini sangat memprihatinkan. Prevalensi penyakit karies gigi terus meningkat setiap tahunnya, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 terdapat 53,2% masyarakat Indonesia yang merupakan penderita karies gigi. Permasalahan gigi dan mulut juga terjadi pada anak-anak, tahun 2013 pada kelompok umur 5-9 tahun dan 10-14 tahun sebesar 28,9% dan 25,2%. Terjadi peningkatan permasalahan dibandingkan Riskesdas 2007 yang hanya sebesar 21,6% dan 20,6%. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral enamel akibat terganggunya keseimbangan antara enamel, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik. Terganggunya keseimbangan antara enamel, dentin dan sementum disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya menyebabkan suatu kavitas. Keterlambatan penanganan dapat mengakibatkan rasa sakit dan terganggunya fungsi pengunyahan, fungsi bicara, estetika serta menjadi fokus infeksi. Keadaan tersebut tidak hanya terjadi pada orang dewasa namun dapat pula terjadi pada anak-anak. Penelitian pendahuluan oleh Riskesdas hanya bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit karies gigi di masyarakat namun tidak menjelaskan mengenai gigi yang masih dapat dilakukan perawatan restorasi. Untuk menghindari terjadinya hal yang sangat merugikan sebaiknya penelitian kebutuhan perawatan restorasi pada gigi sulung berdasarkan usia dan jenis kelamin segera dilakukan. Indikator karies gigi yang digunakan berupa prevalensi karies gigi. Prevalensi karies gigi yaitu angka yang menunjukkan jumlah karies gigi sekelompok orang pada tempat tertentu dan waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan karies gigi pada reponden untuk mendapatkan data kebutuhan perawatan restorasi gigi sulung berdasarkan usia dan jenis kelamin. Hasil penelitian pada 111 responden anak dengan usia 5-9 tahun menunjukkan bahwa pasien anak dengan kelompok usia 7 tahun yang berkunjung ke Klinik Pedodonsia Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Universitas Jember Periode September-November 2015 memiliki kebutuhan perawatan yang tertinggi, yakni sebesar 43,25%; usia 9 tahun 6,3%; usia 6 tahun 14,41%; usia 8 tahun 30,64%; sedangkan kebutuhan perawatan terendah merupakan responden dengan kelompok usia 5 tahun sebesar 5,4%. Berdasarkan jenis kelamin presentase kebutuhan perawatan restorasi pada responden laki-laki sebanyak 53,16% dan responden perempuan sebanyak 46,84%. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kebutuhan perawatan restorasi berdasarkan usia tertinggi didapatkan pada anak usia 7 tahun sebanyak 43,25%, sedangkan yang terendah pada anak usia 5 tahun sebanyak 5,4%. kebutuhan perawatan restorasi berdasarkan jenis kelamin pada pasien anak laki-laki sebesar 53,16% lebih tinggi dibandingkan pada pasien anak perempuan sebesar 46,84%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries121610101003;
dc.subjectGIGI SULUNGen_US
dc.subjectPASIEN ANAKen_US
dc.titleKEBUTUHAN PERAWATAN RESTORASI GIGI SULUNG TERHADAP PASIEN ANAK DI RSGM UNIVERSITAS JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record