Show simple item record

dc.contributor.advisorFatmawati, Dwi Warna Aju
dc.contributor.advisorLestari, Sri
dc.contributor.authorSATITI, Ilonavia
dc.date.accessioned2016-08-16T06:23:04Z
dc.date.available2016-08-16T06:23:04Z
dc.date.issued2016-08-16
dc.identifier.nim121610101036
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76554
dc.description.abstractGigi merupakan alat yang berfungsi sebagai proses mastikasi (pengunyahan) pada manusia. Kerusakan jaringan keras gigi dapat menyebabkan fungsi mastikasi tidak dapat berjalan secara optimal, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan umum seseorang. (Rahmadhan, 2010 : 13-16 ; Sloane, 2003 : 281-298). Kerusakan jaringan keras gigi terdiri atas karies dan non karies yang keduanya dapat merubah bentuk anatomi dari gigi. Perawatan yang dapat dilakukan pada gigi yang mengalami kerusakan yaitu dengan melakukan restorasi. Restorasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah restorasi tanpa didahului perawatan saluran akar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi indikasi perawatan tumpatan pada pasien yang berkunjung ke RSGM Universitas Jember. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dilaksanakan di ruang Oral Diagnosa Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Jember bulan November 2015 sampai selesai. Data yang diambil berupa data primer dengan jumlah responden sebanyak 100 yang didapatkan melalui rumus slovin. Responden kemudian dipersilahkan untuk duduk di dental unit yang telah dipersiapkan dengan posisi rileks. Setelah itu pengisian informed consent. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan subyektif serta obyektif. Operator mamakai masker dan sarung tangan. Posisi duduk subjek dengan operator diusahakan dekat dengan table alat serta lampu agar mudah memeriksanya, kemudian isolasi pada daerah kerja. Pemeriksaan pada seluruh regio rongga mulut dimulai dari gigi 18 sampai 28, dilanjutkan gigi 38 sampai 48. Membersihkan karies menggunakan ekscavator, selanjutnya irigasi dengan syiringe berisi aquadest steril lalu keringkan kavitas tersebut dengan cotton pellet. Menentukan kondisi gigi, selain secara klinis juga dilakukan tes termal berupa tes dingin. Penelitian yang dilakukan terhadap 100 responden, diketahui sebanyak 89 responden (89%) diindikasikan untuk dilakukan perawatan tumpatan yang terdiri dari responden laki-laki sebanyak 42 (47,2%), sedangkan perempuan sebanyak 47 (52,8%). Berdasarkan klasifikasi usia responden, persentase indikasi perawatan tumpatan pada usia 15- 20 tahun sebanyak 24 responden (26,93%), usia 21 – 26 tahun sebanyak 45 responden (50,50%), usia 27 – 32 sebanyak 6 responden (6,74%), usia 33 – 38 sebanyak 2 responden (2,25%), usia 39 – 44 sebanyak 2 responden (2,25%), usia 45 – 50 sebanyak 4 responden (4,53%), usia 51 – 56 sebanyak 3 responden (3,40%) serta usia 57 – 62 sebanyak 3 responden (3,40%). Data hasil penelitian yang telah didapatkan juga memiliki data dukung seperti letak gigi yang mengalami karies. Jumlah gigi yang mengalami karies dari seluruh gigi yang mengalami karies, pada daerah posterior jauh lebih banyak yaitu 330 elemen atau sekitar 98,2% dari daerah anterior yaitu 6 elemen atau 1,8%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPERAWATAN TUMPATANen_US
dc.subjectPREVALENSI INDIKASIen_US
dc.titlePREVALENSI INDIKASI PERAWATAN TUMPATAN PADA PASIEN YANG BERKUNJUNG KE RSGM UNIVERSITAS JEMBER TAHUN 2015en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record