dc.description.abstract | Gangguan pada sistem mastikasi saat ini sangat tinggi prevalensinya. Salah satu gangguan mastikasi seperti atrisi gigi dapat berpotensi menyebabkan kelainan disharmoni oklusi. Disharmoni oklusi menyebabkan timbulnya reaksi inflamasi pada jaringan penyangga gigi dan resorpsi tulang mandibula sehingga kadar kalsium tulang mandibula menjadi semakin rendah yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan rongga mulut.
Sampel terdiri dari 12 ekor tikus Sprague Dawley jantan yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok tikus yang mengalami disharmoni oklusi selama 7 hari, 14 hari dan 21 hari. Kelompok perlakuan diberi perlakuan pengasahan oklusal gigi regio posterior kanan dan kiri yaitu semua tonjol gigi molar sehingga tonjol gigi menjadi rata dan terjadi disharmoni oklusi. Pengasahan tidak sampai menimbulkan perforasi pulpa gigi.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan rata-rata kadar kalsium tulang mandibula tikus yang mengalami disharmoni oklusi. Nilai rata-rata kadar kalsium tulang mandibula menurun pada tikus yang mengalami disharmoni oklusi yaitu pada hari ke-7, 14 hingga 21 namun tikus yang mengalami disharmoni oklusi selama 7 hari memiliki rata-rata kadar kalsium tulang mandibula yang hampir sama dengan kelompok tikus yang tidak mengalami disharmoni oklusi. Penurunan yang terjadi tidak berbeda secara signifikan antara kelompok kontrol dan perlakuan (p > 0,05).
Disharmoni oklusi yang ditimbulkan menyebabkan tekanan berlebih pada jaringan periodontal sehingga memicu lepasnya ion-ion kalsium dari matriks tulang. Tekanan oklusi yang diberikan pada penelitian ini berasal dari atrisi gigi dan diduga tekanan ini membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menimbulkan turunnya kadar kalsium t\ulang mandibula sehingga pada kelompok tikus yang mengalami disharmoni oklusi selama 7 hari memiliki kadar kalsium tulang mandibula yang masih normal sama seperti kelompok yang tidak mengalami disharmoni oklusi. Penurunan kadar kalsium baru terlihat pada hari ke-14. Hal tersebut dipengaruhi oleh proses resorpsi karena reaksi inflamasi sehingga dapat menyebabkan kalsium terlepas dari matriks tulang. Pada hari ke-21 kadar kalsium tetap turun karena penyembuhan tulang pada rongga mulut dipengaruhi oleh aktivitas mastikasi dan bakteri dalam rongga mulut. Faktor-faktor tersebut menyebabkan penyembuhan tulang dalam rongga mulut lebih lama bila dibandingkan pada organ lain sehingga kadar kalsium tulang mandibula semakin menurun.
Berdasarkan analisa statistik yang telah dilakukan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tikus yang mengalami disharmoni oklusi. Hal tersebut diduga disebabkan oleh metode fiksasi jaringan tulang mandibula yang menggunakan larutan buffer formalin 10%. Hal lain yang menyebabkan data tidak berbeda secara signifikan juga diduga karena penyebab disharmoni oklusi yaitu atrisi gigi mengakibatkan respon inflamasi yang diduga belum menimbulkan penurunan kadar kalsium yang bermakna.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu terjadi penurunan kadar kalsium tulang mandibula tikus yang mengalami disharmoni oklusi. Akan tetapi, penurunan yang terjadi tidak berbeda secara signifikan dalam analisa statistik. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh disharmoni oklusi pada kadar kalsium tulang mandibula tikus tanpa proses fiksasi tulang, pada kadar mineral lain yang mendukung tulang dan dapat menggunakan metode penyebab disharmoni oklusi serta pengukuran kadar kalsium yang berbeda. | en_US |