STATUS KESEHATAN PERIODONTAL DAN TINGKAT KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PASIEN RSGM UNIVERSITAS JEMBER OKTOBER-NOVEMBER TAHUN 2015
Abstract
Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas
Jember mulai 23 Oktober hingga 20 November 2015. Sampel atau responden
penelitian diambil dengan metode purposive sampling dan didapatkan 132 responden.
Sebelum dilakukuan pemeriksaan, dijelaskan terlebih dahulu mengenai prosedur
pemeriksaan dan apabila setuju responden diminta untuk menandatangani informed
consent. Pemeriksaan kondisi jaringan periodontal dilakukan dengan menggunakan
probe periodontal WHO pada 6 sextan. Gigi indeks yang diperiksa adalah gigi 17, 16,
11, 26, 27, 36, 37, 31, 46, dan 47. Setiap gigi tersebut dilakukan identifikasi ada
tidaknya kalkulus, perdarahan (bleeding on probing), dan diukur kedalaman
sulkusnya (probing depth). Kondisi terparah yang ditemukan pada gigi indeks
digunakan sebagai nilai atau skor pada gigi tersebut berdasarkan kriteria penilaian
CPITN. Kemudian dari kesepuluh gigi indeks diambil nilai yang tertinggi dan
digunakan sebagai nilai individu, sehingga dapat diidentifikasi jenis perawatan yang
diperlukan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa
status kesehatan periodontal pada pasien RSGM Universitas Jember yang paling
banyak memiliki skor 2, yaitu terdapat kalkulus supra maupun subgingiva, sedangkan
yang paling sedikit memiliki skor 4, yaitu terdapat poket patologis dengan kedalaman
6 mm. Sehingga, kebutuhan perawatan periodontal pada pasien RSGM Universitas
Jember yang paling banyak adalah pelayanan tipe II yaitu memerlukan edukasi
instruksi kesehatan mulut serta scaling dan root planing dan yang paling sedikit
adalah pelayanan tipe III yaitu memerlukan perawatan yang kompleks untuk
menghilangkan jaringan yang terinfeksi.
Data tersebut kemudian didistribusikan berdasarkan jenis kelamin dan usia.
Berdasarkan jenis kelamin, kondisi yang paling banyak ditemukan pada perempuan
adalah skor 1, yaitu terjadi perdarahan pada probing marginal tanpa ada kalkulus dan
poket patologis. Sedangkan pada laki-laki, kondisi yang paling banyak ditemukan
adalah skor 2, yaitu terdapat kalkulus supra atau sub gingiva dengan atau tanpa
perdarahan dan tidak terdapat poket patologis. Namun ternyata, baik laki-laki maupun
perempuan memiliki tingkat kebutuhan perawatan periodontal yang sama yaitu
kebutuhan pelayanan tipe II, yakni edukasi instruksi kesehatan mulut serta scaling
dan root planing.
Berdasarkan usia, pada kelompok remaja akhir (20-25 tahun), kondisi yang
paling banyak ditemukan adalah skor 1, yakni terjadi perdarahan pada probing
marginal tanpa ada kalkulus dan poket patologis. Sedangkan pada kelompok usia
dewasa (26-45 tahun), kondisi yang paling banyak ditemukan adalah skor 2, yaitu
adanya kalkulus baik supra maupun sub gingiva dengan atau tanpa perdarahan.
Demikian juga pada kelompok lanjut usia (46-55 tahun), banyak dijumpai adanya
kalkulus supra maupun sub gingiva. Sehingga kebutuhan akan perawatan penyakit
periodontal berdasarkan kondisi tersebut adalah edukasi instruksi kesehatan mulut
(pelayanan tipe I) untuk remaja akhir, sementara pada kelompok usia dewasa dan
lanjut usia yaitu edukasi instruksi kesehatan mulut serta scaling dan root planing
(pelayanan tipe II).
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]