dc.description.abstract | Pertambahan populasi penduduk yang tidak terkendali merupakan salah satu permasalahan Indonesia. Pemerintah Indonesia mengatasi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dengan melakukan program Keluarga Berencana (KB). Pelaksanaan KB bertujuan mencegah kesuburan pasangan suami-istri usia subur melalui alat kontrasepsi. Ekstrak metanol biji pepaya (Carica papaya L.) diketahui memiliki aktivitas antifertilitas dan berpengaruh terhadap hormon testosteron serta bobot organ reproduksi. Kandungan senyawa aktif yang diduga bertanggung jawab ialah alkaloid, triterpenoid, dan steroid. Fraksi metanol dan fraksi n-heksana biji pepaya diharapkan juga dapat menunjukkan aktivitas yang sama dengan ekstrak metanol yang telah diketahui aktivitas antifertilitasnya. Penelitian ini juga untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh ekstrak metanol, fraksi n-heksana, dan fraksi metanol biji pepaya terhadap kadar hormon testosteron dan bobot organ reproduksi.
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian true experimental laboratories dan rancangan yang digunakan adalah post test only group design. Tikus jantan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%), kelompok perlakuan ekstrak metanol biji pepaya (dosis 100 mg/kg BB), kelompok perlakuan fraksi n-heksana biji pepaya (dosis 100 mg/kg BB), dan kelompok perlakuan fraksi metanol biji pepaya (dosis 100 mg/kg BB). Setiap kelompok perlakuan terdiri dari 6 tikus. Seluruh kelompok diberi perlakuan secara per oral selama 20 hari. Pada hari ke-21, dilakukan pembedahan untuk mengambil organ testis, epididimis, vesika seminalis, dan prostat tikus jantan serta pengukuran kadar hormon testosteron. Hasil penelitian diuji statistik menggunakan One-Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test untuk mengetahui adanya perbedaan antar perlakuan. | en_US |