dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas minyak jahe
merah dalam mengatasi nyeri kronik yang disebabkan oleh inflamasi. Parameter
yang digunakan untuk mengamati pengaruh minyak jahe merah meliputi
peningkatan waktu ketahanan hewan coba (mencit) terhadap stimulus panas dengan
uji warm plate, penurunan tebal plantar mencit dengan pengukuran menggunakan
jangka sorong. Minyak jahe merah diberikan melalui peroral dengan dosis 100
mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 400 mg/kg BB pada hari ke-7 sampai ke-13 setelah
induksi inflamasi pada hari ke-0. Pengukuran waktu ketahanan panas dilakukan
pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7, 8, 10, 12, dan 14; sedangkan pengukuran tebal plantar
dilakukan pada hari ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, dan 14. Berdasarkan data
aktivitas tersebut dapat diketahui apakah minyak jahe dapat memberikan efek anti
nyeri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflamasi terjadi setelah injeksi CFA
yang ditandai dengan adanya penurunan waktu ketahanan panas dan peningkatan
tebal plantar yang berbeda secara bermakna (p < 0,05) bila dibandingkan dengan
kelompok sham. Hal ini menunjukkan bahwa mencit telah mengalami nyeri
ditandai dengan terjadinya hiperalgesia dan inflamasi. Pada hari ke-7, mencit
diinjeksi emulsi minyak jahe merah dengan tiga dosis yang berbeda untuk tiga
kelompok. Analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian minyak jahe merah
dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dapat menurunkan nyeri inflamasi
yang ditandai dengan peningkatan waktu ketahanan panas yang bermakna (p <
0,05) untuk semua dosis. Pemberian emulsi minyak jahe merah juga dapat
menurunkan tebal plantar, akan tetapi hanya menunjukkan adanya perbedaan (p <
0,05) pada dosis 200mg/kgBB. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pemberian minyak jahe merah pada dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 400
mg/kg BB secara peroral mampu menurunkan kondisi nyeri inflamasi. | en_US |