Show simple item record

dc.contributor.advisorElina Arizka, Hawwin
dc.date.accessioned2016-08-03T07:21:47Z
dc.date.available2016-08-03T07:21:47Z
dc.date.issued2016-08-03
dc.identifier.nim122210101039
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/75664
dc.description.abstractMerokok telah menjadi gaya hidup masyarakat dan setiap tahun jumlah perokok cenderung meningkat. Menurut survei oleh World Health Organization (WHO), jumlah perokok di dunia pada tahun 1999 mencapai 1,1 miliar orang dan pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 1,6 miliar orang (The World Bank, 1999). Sebagian besar perokok berasal dari negara berkembang dan golongan sosial ekonomi rendah, salah satunya dari negara Indonesia. Pada tahun 2007, Indonesia menempati peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia (World Health Organization, 2008). Di Indonesia, jumlah perokok aktif usia ≥15 tahun mencapai 36,3% dengan proporsi perokok pria sebesar 64,9% dan wanita sebesar 2,1% serta anak usia 10-14 tahun sebesar 1,4% pada tahun 2013 (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013). Tingginya jumlah perokok aktif berbanding lurus dengan jumlah perokok pasif (second hand smoke). Hal ini dikarenakan sekitar 61% perokok aktif merokok di lingkungan yang tidak jauh dari orang-orang terdekat yang sebenarnya tidak merokok (Eriksen et al., 2015).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPemberian sari buah kurma dosis 10 ml/kgBB dan 20 ml/kgBB memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan dosis 5 ml/kgBB dalam gambaran histologi paru akibat paparan asap rokoken_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN SARI BUAH KURMA (Phoenix dactylifera) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PARU MENCIT Balb/c YANG DIPAPAR ASAP ROKOKen_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record