dc.description.abstract | Lumut merupakan kelompok tumbuhan tidak berpembuluh, berukuran kecil,
dan mampu tumbuh di beberpa jenis substrat. Lumut termasuk tumbuhan perintis
karena dapat tumbuh di suatu lingkungan dimana tumbuhan lain tidak mampu. Lumut
mampu hidup pada berbagai jenis substrat seperti tanah, batuan, batang kayu yang
sudah lapuk, dan menempel permukaan batang pohon atau epifit. Epifit merupakan
organisme yang tumbuh menempel pada tumbuhan yang masih hidup. Lingkungan
dengan dominasi pohon dan kelembaban tinggi menjadi habitat ideal untuk
pertumbuhan lumut. Salah satu tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 1000
mdpl adalah Suaka Marga Satwa “Dataran Tinggi Yang”, Pegunungan Argopuro.
Pegunungan Argopuro terletak di propinsi Jawa Timur, dengan area kawasannya
masuk di empat kabupaten yakni Kabupaten Probolinggo, Jember, Bondowoso, dan
Situbondo. Letak geografisnya pada 7º 56’ 45” – 7º 41” 22” LS dan 112º 38’ 38” –
112º 39’ 11” BT. Sampai saat ini belum ada penelitian tentang jenis-jenis lumut yang
tumbuh di Pegunungan Argopuro khususnya di kawasan hutan lumut.
Penelitian ini dilakukan selama 3 hari, (5-8 Juli 2015) yang berlokasi di Hutan
Lumut, Pegunungan Argopuro. Spesimen diidentifikasi sampai ke tingkat jenis di
Laboratorium Botani dan Kultur Jaringan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember dan dilakukan konfirmasi dengan
identifikasi lanjutan di Herbarium Bogoriense LIPI.
Metode yang digunakan dalam pengambilan spesimen adalah pengambilan
secara acak terstruktur yaitu dengan menentukan plot di sepanjang jalur pendakian
hutan lumut, ketinggian pohon, dan diameter pohon tempat sampel lumut diambil.Sampel lumut diambil secara acak yaitu dengan mempertimbangkan ketebalan lumut
yang pada permukaan pohon. Kemudian sampel lumut diambil dengan cara menyayat
kulit terluar batang dengan ukuran 10x10 cm2 pada batang yang menghadap ke titik
pusat plot. Sampel lumut kemudian disimpan menggunakan kotak plastik untuk
menjaga kelembabannya. Pada masing-masing plot juga dilakukan pengukuran data
abiotik yang meliputi temperatur, kelembaban, intensitas cahaya, lokasi geospasial
dan ketinggian lokasi.
Hasil penelitian lumut epifit di sepanjang jalur pendakian hutan lumut,
Pegunungan Argopuro telah diperoleh 25 jenis lumut, yang terdiri atas 17 suku. Jenisjenis
lumut yang tumbuh pada ketinggian pohon 0-100 cm diperoleh 10 jenis,
sedangkan yang tumbuh pada ketinggian pohon 100-200 cm terdapat 12 jenis, dan 3
jenis lainnya ditemukan pada ketinggian pohon 0-100 cm dan 100-200 cm. Jenis-jenis
lumut epifit yang diperoleh adalah Philonotis bartramioides, Rhynchostegium
celebicum, Palamocladium leskeoides, Bryum pachytecha, Cyathophorella spinosa,
Campylopodium medium, Dicranoloma brevisetum, Fissidens hyalinus,
Chaetomitrium orthorrhyncum, Macrothamnium macrocarpum, Ectropothecium
ichnotocladum, Ctenidium liychnites, Isopterygium bancanum, Isotheciopsis comes,
Isopterygium sp., Hypnodendron reinwardtii, Floribundaria floribunda,
Homaliodendron Flabellatum, Pseudosymblepharis anguasta, Trachyloma indicum,
Acroporium rufum, Acroporium hermaphroditum, Acroporium pungens, Thuidium
plumulosum, dan Trachypodopsis sp. Karakteristik utama yang dimiliki lumut daun
adalah duduk daun spiral kecuali pada Fissidens hyalinus yang memiliki duduk daun berseling. Karakteristik yang lain adalah pertulangan daun, lumut daun yang memiliki
dua tulang daun adalah Philonotis bartramioides dan Cyathophorella spinosa,
sedangkan yang tidak memiliki tulang daun adalah Floribundaria floribunda dan Trachyloma indicum, sedangkan yang lain memiliki satu tulang daun | en_US |