Show simple item record

dc.contributor.advisorHairrudin
dc.contributor.advisorSakinah, Elly Nurus
dc.contributor.authorMAULIDA, Fawziyah Putri
dc.date.accessioned2016-06-17T02:09:04Z
dc.date.available2016-06-17T02:09:04Z
dc.date.issued2016-06-17
dc.identifier.nim122010101041
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/74853
dc.description.abstractPenggunaan paracetamol di masyarakat kurang dapat diawasi karena obat ini merupakan obat bebas. Padahal penggunaan paracetamol dengan dosis berlebih dapat mengakibatkan kerusakan hepar yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan enzim transaminase yaitu SGOT dan SGPT. Kerusakan hepar yang terjadi karena adanya penumpukan radikal bebas akibat hasil metabolisme obat tersebut yaitu N-acetyl-pbenzoquinoneimine (NAPQI). Penumpukan terjadi karena penggunaan obat ini pada dosis toksik atau penggunaan jangka panjang. Radikal bebas tersebut menumpuk dan berusaha menarik elektron dari sel hepar sehinga sel hepar menjadi rusak. Antioksidan sangat dibutuhkan untuk menetralkan radikal bebas ini, sebenarnya tubuh mempunyai antioksidan alami yaitu Glutathione (GSH). Ketika terjadi penumpukan radikal bebas NAPQI maka akan terjadi penurunan kadar GSH dan akhirnya GSH yang ada tidak bisa menetralisir radikal bebas tersebut. Oleh karea itu dibutuhkan antioksidan dari luar tubuh untuk membantu menetralisir NAPQI tersebut. Antioksidan banyak berasal dari alam yaitu dari buah dan sayur. Apel salah satu buah yang memilik kandungan antioksidan. Penyimpanan apel sendiri cukup sulit karena dia tidak bisa lama, oleh karena itu cuka apel bisa jadi alternatif antioksidan yang bisa digunakan karena cuka apel bisa bertahan dalam waktu cukup lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas cuka apel sebagai antioksidan dalam mencegah kenaikan kadar SGOT dan SGPT serum tikus wistar yang diinduksi paracetamol dosis toksik. Jenis penelitian yang dilakukan adalah true experimental yang dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran dan Laboraturium Biokimia Fakultas Kedokteran. Pengambilan sampel dilakukan secara randomisasi dengan sampel penelitiannya tikus putih galur wistar jantan usia 2-3 bulan, dengan berat 150-200 gram. Jumlah kelompok penelitian ada 3 yaitu kelompok kontrol normal dengan pemberian Na CMC 1% selama 14 hari, kelompok kontrol negatif dengan pemberian Na CMC 1% selama 11 hari dan parasetamol dosis toksik 291,6 mg/200 gBB tikus pada hari ke 12, 13, 14, serta 1 kelompok perlakuan Kelompok perlakuan diberikan cuka apel Anna dengan dosis 0,4 ml/150 g selama 14 hari dan parasetamol dosis toksik 291,6 mg/200 gBB tikus pada hari ke 12, 13, 14 satu jam setelah pemberian cuka apel. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah cuka apel Anna. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus. Analisis data yang digunakan adalah uji One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian cuka dosis 0,4 ml/150 gBB apel mampu menurunkan kadar SGOT dan SGPT secara signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Sehingga pemberian cuka apel tersebut mampu memproteksi sel hati dari paracetamol dosis toksik namun belum mampu mencapai kadar yang sama dengan kelompok kontrol normal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectHEPATOPROTEKTOR CUKA APEL ANNAen_US
dc.subjectSGPTen_US
dc.subjectSGOTen_US
dc.subjectPARASETAMOL DOSIS TOKSIKen_US
dc.titleAKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR CUKA APEL ANNA TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT SERUM TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIKen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record