dc.description.abstract | Produktivitas sektor pertanian sangat ditentukan oleh ketersediaan pasokan
air yang cukup bagi kebutuhan tanaman. Disamping itu, perubahan cuaca dan
musim sangat mempengaruhi produktivitas sektor pertanian. Hal ini menyebabkan
petani melakukan strategi nafkah (livelihood) untuk mencari sumber pendapatan
petani. Kabupaten Situbondo sebagai wilayah yang tergolong kering dengan rata
rata curah hujan antara 12.20 mm per tahunnya. Pemakaian komoditas baru yang
lebih tahan terhadap kekeringan meruapakan salah satu langkah yang ditempuh
petani untuk menjaga sumber pendapatannya pada sektor on-farm. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis diversifikasi nafkah (livelihood) yang dilakukan
oleh petani dalam menghadapi kekeringan di Kabupaten Situbondo, menganalisis
dampak diversifikasi nafkah (Livelihood) terhadap dinamika pendapatan (income
dynamic) dan merumuskan disain kelembagaan petani dalam menghadapi
kekeringan di Kabupaten Situbondo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola
kelembagaan petani dalam melakukan diversifikasi nafkah dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu strategi peningkatan produksi pertanian dan diversifikasi
sumber daya dan asset yang dimiliki. Dinamika pendapatan petani dipengaruhi
oleh pemilihan jenis komoditas yang ditanam, biaya operasional, jumlah produksi,
harga produk pertanian serta strategi nafkah yang dilakukan petani. Disain
kelembagaan petani dalam menghadapi kekeringan yang dapat direkomendasikan
dibedakan menjadi tiga yaitu pertama penguatan modal sosial seperti pertemuan
rutin antar petani dengan arisan, anjangsana dan pengajian. Kedua, kerjasama
dalam kelompok baik HIPPA atau Poktan untuk menentukan pola tanam, jadwal
pendistribusian air dan pembangunan sumur bor bersama. Ketiga, dukungan
pemerintah antara lain penganggaran untuk pemeliharaan sumber air dan
bendung, pembinaan terhadap HIPPA, kebijakan penganggaran untuk
memberikan asuransi bagi petani dengan risiko kerugian akibat bero’. | en_US |