Show simple item record

dc.contributor.authorWahyu Izzi Nuril Ilma
dc.date.accessioned2013-12-10T04:08:43Z
dc.date.available2013-12-10T04:08:43Z
dc.date.issued2013-12-10
dc.identifier.nimNIM082210101044
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/7375
dc.description.abstractDiare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita di Indonesia. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat). Kandungan air tinja dalam kondisi diare lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Berdasarkan kriteria frekuensinya diare didefinisikan buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah. Salah satu tumbuhan yang memiliki khasiat antidiare adalah apel, karena buah apel memiliki kandungan kimia pektin. Pektin mampu menyerap kelebihan air dalam usus, mengurangi laju pencernaan dengan menghentikan komponen makanan didalam usus, sehingga menyebabkan frekuensi defekasi lebih sedikit, konsistensi feses lebih padat, bobot feses lebih kecil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas anti diare pektin buah apel. Isolasi pektin apel diperoleh dari metode ekstraksi dengan temperatur 100 o C selama 60 menit pada keadaan asam (pH = 2). Apel segar diblender dengan menggunakan aquadest sebanyak 2,5 kali masa apel dan diatur pHnya hingga mencapai pH 2 dengan menggunakan HCl. Filtrat yang diperoleh dari proses hidrolisis diendapkan selama 24 jam dengan etanol asam. Etanol yang digunakan sebanyak 1,5 kali volume filtrat, serta HCl sebanyak 2 mL per liter etanol. Kemudian dilakukan pencucian untuk mengurangi adanya HCl selama proses pengendapan. Pektin basah dikeringkan dalam desikator sehingga didapatkan pektin kering. Metode yang digunakan pada uji antidiare ini adalah metode pola defekasi. Neo Kaolana digunakan sebagai kontrol positif dan aquadest digunakan sebagaikontrol negatif. Dosis pektin buah apel 25,5 mg/kgBB, 51 mg/kgBB dan 102 mg/kgBB. Semua dosis diberikan secara per oral. Satu jam setelah perlakuan, semua mencit diberi 0,5 mL Oleum Ricini sebanyak satu kali dengan cara per oral kemudian diamati respon awal mula terjadinya defekasi, frekuensi defekasi, konsistensi feses dan bobot feses yang terjadi pada selang waktu 30 menit selama 5 jam. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari uji Mann Whitney pada awal mula terjadinya defekasi antara kontrol negatif dan kontrol positif, kelompok dosis menunjukkan perbedaan yang signifikan, hal ini menunjukkan bahwa Neo Kaolana dan dosis tersebut dapat mencegah terjadinya diare secara signifikan. Untuk uji antara kontrol positif dengan kelompok dosis menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pektin buah apel memiliki aktivitas yang sama dengan kontrol positif. Untuk pengujian antar dosis menujukkan bahwa ketiga dosis mempunyai aktivitas yang sama, dan dosis yang paling efektif adalah dosis 25,5 mg/kgBB.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries082210101044;
dc.subjectMalus sylvestris Millen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS ANTIDIARE PEKTIN BUAH APEL (Malus sylvestris Mill) PADA MENCIT JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record