DAMPAK KONVERGENSI PENUH INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS (IFRS) TERHADAP DERAJAT REKAYASA LABA LAPORAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
Abstract
Penerapan nilai wajar akibat konvergensi IFRS rentan terhadap potensi manipulasi dan
kesalahan estimasi karena bekerja melalui akuntansi mark-to-market, yaitu aset dicantumkan
pada harga pasar mereka jika diperdagangkan secara terbuka. Menggunakan akuntansi nilai
wajar berakibat perubahan yang terus-menerus pada laporan keuangan perusahaan ketika nilai
aset mengalami kenaikan dan penurunan serta laba dan rugi yang dicatat. Hal ini membuat
semakin sulit untuk memastikan apakah laba dan rugi diakibatkan oleh keputusan bisnis yang
dibuat manajemen atau oleh perubahan yang terjadi di pasar. Akuntansi nilai wajar juga
menyebabkan volatility kinerja lembaga berfluktuasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan derajat rekayasa laba
sebelum dan sesudah konvergensi penuh IFRS, menguji pengaruh lima variabel tata kelola
korporasi (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris
independen, ukuran dewan komisaris, dan komite audit) terhadap rekayasa laba dan konsekuensi
rekayasa laba terhadap nilai perusahaan sebelum dan sesudah konvergensi penuh IFRS.
Penelitian ini menjadi penting karenamembuktikan adanya rekayasa laba pada laporan
keuangan perusahaan publik di Indonesia. Rekayasa tersebut kemudian disikapi oleh investor
dalam bentuk harga pasar perusahaan publik.
Populasi target adalah perusahaan publikyang terdaftar beroperasi di Indonesia. Data
merupakan data panel. Untuk tahun pertama sampel frame dalam penelitian ini adalah Buku
Direktori Pasar Modal Indonesia 2008-2011. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel sengaja dipilih agar dapat mewakili
populasinya dan dapat memenuhi tujuan penelitian.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Variabel Komite Audit, Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap motivasi manajemen melakukan rekayasa laba.
Sedangkan ukuran dewan komisaris dan proporsi antara dewan komisaris independen dengan
jumlah keseluruhan dewan komisaris, dan jumlah komisaris independen tidakberpengaruh
terhadap motivasi manajemen melakukan rekayasa laba.
Variabel nilai perusahaan merupakan variabel yang diduga dipengaruhi nilainya oleh
variabel variabel komite audit, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan
komisaris, proporsi antara dewan komisaris independen dengan jumlah keseluruhan dewan
komisaris, jumlah komisaris independen dan rekayasa laba.
Collections
- LRR-Hibah Bersaing [348]