Show simple item record

dc.contributor.authorJulia, Shinta Riski
dc.date.accessioned2016-02-23T03:44:33Z
dc.date.available2016-02-23T03:44:33Z
dc.date.issued2016-02-23
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73581
dc.description.abstractTerdapat banyak kasus pencampuran minuman keras beralkohol dengan bahan-bahan berbahaya yang seharusnya tidak dicampurkan oleh para konsumen minuman beralkohol. Metanol adalah bahan yang paling sering dicampurkan karena harganya jauh lebih murah dan dapat memberikan efek memabukkan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan minuman beralkohol itu sendiri (BPOM, 2014). Minuman keras oplosan banyak menimbulkan kasus kematian dan keracunan. Sebagai contohnya, bahwa pada Oktober 2015 lalu lima anak SD di Kecamatan Arjasa, Jember harus dirawat secara intensif di RSD dr. Soebandi akibat menenggak miras oplosan. Kasus keracunan dan kematian ini tidak hanya terjadi di Jember, namun juga di kota-kota lain seperti, Blitar, Mojokerto, Sumedang, Surabaya dan Malang. Di Bali, ditemukan kasus 45 warga dirawat karena mengalami gejala pusing, mual, mata kabur akibat mengonsumsi arak yang mengandung metanol (Wadrianto, 2012). Penyerapan alkohol 20% berlangsung di lambung (Manzo dan Saavedra, 2010). Alkohol diketahui memiliki efek lokal pada lambung. Rusaknya sawar mukosa lambung dapat menyebabkan gastritis akut atau kronik. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat menyebabkan terlepasnya epitel mukosa superfisial (erosi). Bentuk erosi yang parah merupakan penyebab penting perdarahan saluran pencernaan (Hehi et al, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian miras oplosan terhadap perubahan histopatologi lambung selama 5, 11, dan 17 hari.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEFEK MINUMAN KERAS OPLOSANen_US
dc.titleEFEK MINUMAN KERAS OPLOSAN TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG TIKUS WISTAR JANTANen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record