dc.description.abstract | Preeklamsia adalah suatu sindrom khas kehamilan berupa penurunan perfusi
organ akibat vasospasme dan pengaktifan endotel. Manifestasi klinisnya adalah
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.
Preeklamsia merupakan penyebab nomor dua angka kematian ibu di Indonesia
setelah perdarahan. Resiko yang diakibatkan oleh preeklamsia pada fetus yaitu IUGR
berat, hipoksemia, asidosis, prematur, IUFD, dan asfiksia. Kunjungan ANC tidak
dapat mencegah terjadinya preeklamsia berat tapi mampu mengurangi angka
kejadiannya.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kualitas antenatal care
pada ibu yang terdiagnosis preeklamsia berat terhadap kejadian asfiksia neonatorum
di RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan baru mengenai betapa pentingnya ANC pada ibu hamil
sebagai tindakan pencegahan timbulnya kehamilan beresiko dan deteksi dini
kemungkinan adanya penyulit dalam suatu kehamilan.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan
retrospektif. Sampel dari penelitian ini adalah semua ibu hamil aterm dengan
preeklamsia berat yang telah mengalami persalinan di RSD dr. Soebandi Jember dari
bulan Januari - Oktober 2015.Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive
sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menganalisis data sekunder/rekam
medis sampel di Ruang Rekam Medis Rawat Inap RSD dr. Soebandi Kabupaten
Jember yang memenuhi kriteria sampel penelitian hingga besar sampel yang
ix
diperlukan terpenuhi. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 26 Oktober -10
November 2015. | en_US |