Show simple item record

dc.contributor.advisorHiskiawan, Puguh
dc.contributor.advisorSupriyadi
dc.contributor.authorNugraha, Yudhistira Ardi
dc.date.accessioned2016-02-02T04:09:01Z
dc.date.available2016-02-02T04:09:01Z
dc.date.issued2016-02-02
dc.identifier.nim091810201019
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73175
dc.description.abstractMetode magnetik adalah metode geofisika yang digunakan untuk menentukan jenis material bawah permukaan pada kedalaman tertentu dengan mengidentifikasi sifat kemagnetan batuan yang terukur di permukaan bumi berdasarkan variasi nilai suseptibilitas magnetiknya. Data anomali total magnetik diperoleh dari sensor alat pada beberapa ketinggian di atas permukaan tanah dalam pengambilan data lapang. Hal ini secara langsung dapat mempengaruhi anomali magnet dalam ukuran bentuk, amplitudo, dan luasan. Akibatnya, anomali pada objek yang diteliti mengalami gangguan pada ketinggian tertentu sehingga dapat mengurangi keakuratan akuisisi dari data. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengembangan terhadap pengolahan data magnetik dengan memanfaatkan operasi matematis dengan analisa spektral bahasa algoritma program komputer kontinuasi dalam bentuk filter kontinuasi upward dengan mengidentifikasi anomalinya. Kontinuasi upward dilakukan untuk mendapatkan anomali regional yang lebih representatif sehingga objek yang diteliti dapat dijelaskan secara detail. Anomali regional yang lebih representatif akan menghasilkan anomali lokal (residual) yang baik sehingga pada tahap interpretasi dapat dihasilkan suatu hasil interpretasi yang lebih akurat. Pada penelitian ini data awal yang diperoleh merupakan data lapang anomali total magnetik dari masing-masing lintasan di sekitar DAS Bedadung wilayah Kota Jember. Kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan Surfer untuk mendapatkan tampilan dari masing-masing lintasan dalam bentuk kontur. Tampilan kontur tersebut selanjutnya didigitasi pada masing-masing lintasan untuk digunakan sebagai masukan data dalam pengolahan menggunakan Magpick dan program kontinuasi dari matlab dengan memanfaatkan filter kontinuasi upward. Kontinuasi upward dilakukan dengan variasi pengangkatan tinggi pada masing-masing lintasan mulai dari 1 m hingga 30 m untuk mengetahui hasil tampilan anomali magnetik yang lebih jelas mengeni tata letaknya. Kemudian tampilan filter kontinuasi upward anomali magnetik antara keduanya dibandingkan mengenai kecocokan dalam pengolahan data menggunakan program kontinuasi dari matlab dan program Magpick. Pengolahan data menggunakan filter kontinuasi upward pada salah satu contoh lintasan yaitu lintasan 1 yang berada di DAS Bedadung Kecamatan Ajung menghasilkan hasil filter kontinuasi upward anomali magnetik kedua program menunjukkan tampilan yang mendekati sama antara pengolahan data menggunakan Magpick dan program kontinuasi dari matlab dengan perbedaan akurasi kecocokan sekitar 0,93 % antara keduanya. Perbedaan ini disebabkan karena pada tampilan program yang dibuat dari matlab masih membutuhkan filter lain untuk menghilangkan adanya variasi gangguan lain (noise) dalam pengolahan data. Akan tetapi, hasil pengolahan data program kontinuasi yang dibuat dari matlab menghasilkan tampilan yang sesuai dengan Magpick sehingga program kontinuasi yang dibuat dari matlab juga dapat digunakan untuk mengolah data magnetik geofisika lebih lanjut dalam bentuk tampilan 1-D. Selain itu, diperoleh juga mengenai susunan lapisan material penyusun DAS Bedadung wilayah Kota Jember secara umum pada masing-masing lintasan yaitu berupa tanah litosol dan regusol yang mempunyai tingkat kesuburan baik dan cocok untuk digunakan sebagai lahan pertanian.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectUPWARD ANOMALIen_US
dc.subjectDATA MAGNETIKen_US
dc.titleKONTINUASI UPWARD ANOMALI BAWAH PERMUKAAN MEMANFAATKAN DATA MAGNETIK DI DAS BEDADUNG WILAYAH KOTA JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record