dc.description.abstract | Plak gigi merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya karies gigi dan
penyakit periodontal. Kontrol plak diperlukan sebagai salah satu upaya untuk
memelihara kesehatan gigi dan mulut. Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara
pembersihan plak secara mekanis dan kimiawi. Pencegahan plak secara kimiawi yaitu
dengan berkumur menggunakan obat kumur. Penggunaan obat kumur sintetik dapat
memberikan beberapa efek samping, oleh karena itu alternatif penggunaan bahan alam
sebagai pengganti obat kumur berbahan sintetik masih menjadi pilihan masyarakat
Kismis (Vitis vinifera L.) adalah makanan ringan yang berasal dari hasil
pengeringan buah anggur. Kandungan gula kismis terdiri dari glukosa dan fruktosa
tetapi tidak mengandung sukrosa. Kismis mengandung senyawa yang bersifat
antibakteri yaitu senyawa flavonoid, tanin, dan triterpenoid. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui besarnya daya antibakteri infusa kismis konsentrasi 25%, 50%, dan
100% serta konsentrasi infusa kismis yang efektif dalam menghambat pertumbuhan S.
mutans bila dibandingkan dengan chlorhexidine 0,2%.
Penelitian menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan
rancangan penelitian post test only control group design. Pembuatan infusa dilakukan di
Laboratorium Bioscience Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan pengujian
daya antibakteri di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember, pada bulan April - Juni 2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 25
sampel. Sampel terbagi dalam 5 kelompok penelitian yaitu kelompok chlorhexidine
0,2% (K+), kelompok aquades steril (K-), kelompok infusa kismis konsentrasi 100%
(K100), kelompok infusa kismis konsentrasi 50% (K50), dan kelompok infusa kismis
konsentrasi 25% (K25). Uji daya antibakteri menggunakan metode difusi sumuran.
Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dimasukkan ke dalam lubang sumuran
berdiameter 5 mm sesuai dengan label keterangan pada petridish. Seluruh petridish
telah terisi media BHI-A yang diinokulasi S. mutans. Petridish dimasukkan ke dalam
desikator dan diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37°C selama 18 - 24 jam, kemudian
dilakukan pengukuran zona hambat menggunakan jangka sorong satuan milimeter.
Setiap sampel diukur oleh tiga orang yang berbeda.
Data hasil penelitian kemudian ditabulasi dan dianalisis. Kelompok perlakuan
K+ mempunyai rata-rata zona hambat paling besar yaitu 6,71 mm, kelompok infusa
kismis terbesar adalah kelompok K100 yang mempunyai rata-rata diameter zona hambat
sebesar 6,06 mm, kelompok K50 mempunyai rata-rata diameter zona hambat sebesar
3,66 mm dan kelompok K25 mempunyai rata-rata diameter zona hambat terkecil yaitu
sebesar 2,01 mm. Uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara seluruh kelompok perlakuan. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan
perbedaan yang bermakna pada semua kelompok. Hasil dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa besar daya antibakteri infusa kismis terhadap pertumbuhan S.
mutans berdasarkan konsentrasi yang digunakan yaitu berturut-turut kelompok
konsentrasi 100%, 50%, kemudian 25% dan konsentrasi infusa kismis yang efektif
dalam menghambat pertumbuhan S. mutans bila dibandingkan dengan chlorhexidine
0,2% dalam penelitian ini adalah konsentrasi 100%. | en_US |