dc.description.abstract | Sindrom koroner akut (SKA) adalah kelompok gejala klinis yang kompatibel dengan iskemia miokard akut yang terdiri dari unstable angina (UA), non-ST-segmen elevasi miokard infark (NSTEMI), dan ST-segmen elevasi miokard infark (STEMI). SKA terjadi jika terdapat trombus oklusif pada arteri koroner yang disebabkan oleh karena pecahnya plak aterosklerosis sehingga dapat menghambat atau menghentikan aliran darah menuju jantung. Plak aterosklerosis tersebut awalnya diduga akibat adanya timbunan kolesterol LDL pada endotel pembuluh darah, namun penelitian terbaru menemukan bahwa LDL teroksidasilah yang dapat menyebabkan terbentuknya plak aterosklerosis. LDL teroksidasi akan menyebabkan disfungsi endotel sehingga dapat meningkatkan ekspresi gen inflamasi. Makrofag akan masuk ke dalam endotel dan memfagosit LDL teroksidasi sehingga terbentuklah sel busa yang merupakan pencetus terbentuknya plak aterosklerosis. Berdasarkan hal tersebut, kadar kolesterol LDL yang selama ini dijadikan sebagai biomarker pada penyakit jantung perlu ditinjau ulang. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol LDL terhadap kejadian SKA. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi landasan teori mengenai biomarker apa yang dapat digunakan untuk mengetahui faktor reiko terjadinya SKA.
Jenis penelitian ini ialah analitik observasional dengan menggunakan design studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan mulai Agustus sampai November 2015 di RSD dr. Soebandi Jember. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel minimal sebanyak 30 orang. Sampel pasien SKA dalam penelitian dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu UA, NSTEMI dan STEMI. Variabel terikat pada penelitian ini adalah sindrom koroner akut sedangkan variabel bebas pada penelitian ini adalah kadar kolesterol LDL. Kadar kolesterol LDL pada pasien SKA didapatkan dari rekam medis pasien ICCU RSD dr. Soebandi Jember. Data yang terkumpul dicacat pada check list penelitian dan kemudian dilakukan pengolahan data. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov sebagai alternatif dari uji Chi-Square yang tidak terpenuhi syaratnya.
Dari hasil penelitian ini didapatkan kadar kolesterol LDL yang masih berada dibawah batas tinggi pada kelompok UA sebanyak 7 orang (70%), sedangkan pada kelompok NSTEMI dan STEMI sebanyak 8 orang (80%). Dari ketiga kelompok SKA tersebut, hanya terdapat 2-3 dari 10 sampel yang memiliki kadar LDL tinggi ataupun sangat tinggi. Kadar kolesterol LDL rata-rata pada kelompok UA sebesar 142,40 mg/dl, pada kelompok NSTEMI sebesar 109,50 mg/dl dan pada kelompok STEMI sebesar 116 mg/dl. Pada uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil p > 0,05 yaitu sebesar 1,000, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara kadar kolesterol LDL dengan kejadian sindrom koroner akut. | en_US |