Show simple item record

dc.contributor.advisorAmeliana, Lidya
dc.contributor.advisorNurrahmanto, Dwi
dc.contributor.authorBarus, Aslyni Putri Suranina
dc.date.accessioned2016-02-02T03:08:27Z
dc.date.available2016-02-02T03:08:27Z
dc.date.issued2016-02-02
dc.identifier.nim112210101057
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73158
dc.description.abstractKelarutan obat merupakan aspek yang paling penting dalam proses absorsi obat dalam tubuh namun banyak obat yang memiliki kelarutan yang sangat rendah, sehingga membatasi penyerapannya didalam tubuh. Glibenklamid merupakan salah satu obat yang memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam air. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan absorbi obat-obat yang sukar larut dalam air adalah dengan meningkatkan kelarutannya melalui pembentukan kompleks inklusi. Kompleks inklusi merupakan salah satu teknologi partikel dengan mekanisme penjebakaan bagian non polar dari senyawa obat (guest) ke dalam rongga host (β-Siklodekstrin). Bagian non polar dari molekul guest akan digantikan oleh bagian polar dari β-Siklodekstrin. Teknologi ini mampu meningkatkan kelarutan senyawa guest didalam air yang cukup signifikan. Pada penelitian ini dibuat kompleks inklusi menggunakan metode sealed-heating dengan glibenklamid sebagai bahan aktif dan β-Siklodekstrin sebagai polimer. Glibenklamid merupakan agen antidiabetes tipe 2 yang sukar larut dalam air, umumnya hanya dapat diserap sekitar 45% oleh tubuh. β-Siklodekstrin merupakan agen pengkompleks yang memiliki rongga internal yang bersifat lipofil dan rongga eksternal bersifat hidrofil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu dan lama pemanasan yang paling baik dalam pembentukan kompleks inklusi glibenklamid-β-CD menggunakan metode sealed-heating. Formula yang terbentuk akan dievaluasi dengan uji moisture content, uji kelarutan visual dan uji kelarutan kuantitatif, uji homogenitas dan uji disolusi. Data hasil uji disolusi akan dianalisis menggunakan factorial design dengan persen pelepasan kumulatif sebagai respon. Formula terpilih dengan persen pelepasan kumulatif yang optimum kemudian dikarakterisasi menggunakan DSC. Pengaruh suhu dan lama pemanasan serta interaksinya terhadap respon persen pelepasan kumulatif dapat diketahui dari nilai efek faktor. Suhu memberikan efek yang positif terhadap respon yang artinya semakin tinggi suhu akan memberikan nilai respon pelepasan kumulatif yang semakin tinggi. Faktor lama pemanasan juga memberikan efek yang positif terhadap respon sehingga dapat dikatakan juga bahwa semakin lama formula dipanaskan akan meningkatkan respon persen pelepasan kumulatif. Interaksi antara kedua faktor tersebut juga memiliki efek yang positif terhadap respon pelepasan kumulatif. Satu formula optimum yang terpilih dari hasil optimasi dengan factorial design ialah formula FAB dengan suhu pemanasan sebesar 900C dan lama pemanasan selama 90 menit yang memberikan respon persen pelepasan kumulatif sebesar 87,24 %. Formula terpilih dikarakterisasi menggunakan DSC dengan glibenklamid dan siklodekstrin sebagai pembanding. Hasil uji DSC menunjukkan adanya pergeseran titik leleh glibenklamid pada formula FAB yang menandakan terbentuknya kompleks inklusi. Peak terbesar ditunjukkan pada titik leleh siklodekstrin, hal ini dikarenakan mekanisme kompleks dimana siklodekstrin menyelubungi glibenklamid.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectOptimasi Suhu dan Lama Pemanasanen_US
dc.subjectPembentukan Kompleks Inklusi Glibenklamid-β-Siklodekstrinen_US
dc.subjectMetode Sealed-Heatingen_US
dc.titleOPTIMASI SUHU DAN LAMA PEMANASAN DALAM PEMBENTUKAN KOMPLEKS INKLUSI GLIBENKLAMID-β-SIKLODEKSTRIN DENGAN METODE SEALED-HEATINGen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record