Show simple item record

dc.contributor.advisorKrisnamurti
dc.contributor.advisorAswatama, Ketut
dc.contributor.authorFebrianto, Ervien Dwi Cahya
dc.date.accessioned2016-02-01T09:48:22Z
dc.date.available2016-02-01T09:48:22Z
dc.date.issued2016-02-01
dc.identifier.nim071903103021
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73137
dc.description.abstractBatu bata merah adalah salah satu unsur bangunan dalam pembuatan konstruksi bangunan yang terbuat dari tanah liat ditambah air dengan atau tanpa bahan campuran lain melalui beberapa tahap pengerjaan, seperti menggali, mengolah, mencetak, mengeringkan, membakar pada temperatur tinggi hingga matang dan berubah warna, serta akan mengeras seperti batu jika didinginkan hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi baik non-struktural ataupun struktural perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan kualitas bahan material batu bata sendiri (material dasar lempung yang digunakan) maupun penambahan dengan bahan lain. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mencampur material dasar batu bata dengan menggunakan AAT (abu ampas tebu) yang merupakan limbah industri pabrik gula P.G. SEMBORO TANGGUL, dimana sebelumnya Abu ampas tebu sudah mulai dimanfaatkan dalam industri bahan bangunan sebagai campuran semen dan memberi hasil material yang lebih kuat, ringan dan ekonomis sebagai bahan tambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan abu ampas tebu dapat mempengaruhi kualitas bata merah. Hasil penelitian diharapkan dijadikan sebagai informasi bahwa limbah sampah, abu ampas tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran alternatif dalam pembuatan batu bata merah, selain abu sekam padi, pasir, serbuk gergaji maupun kotoran binatang. Persentase penambahan abu ampas tebu, yaitu 0%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30% dari berat tanah liat. Proses pengolahan hingga pembakaran bata merah di tempat pengrajin bata merah, tepatnya dibuat di dusun Antirogo, kelurahan Antirogo, kecamatan Sumber Sari, kabupaten Jember. Bata merah (benda uji) tersebut dicetak dengan menggunakan cetakan kaca berukuran 23 cm x 11 cm x 5,5 cm. Pengujian kualitas bata merah, meliputi pandangan luar (bentuk, warna, suara, dan berat), ukuran, dan kuat tekan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectBata Merahen_US
dc.titlePENGUJIAN KUALITAS BATA MERAH YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU DENGAN BERBAGAI PERSENTASEen_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record