dc.description.abstract | Batu bata merah adalah salah satu unsur bangunan dalam pembuatan konstruksi
bangunan yang terbuat dari tanah liat ditambah air dengan atau tanpa bahan campuran
lain melalui beberapa tahap pengerjaan, seperti menggali, mengolah, mencetak,
mengeringkan, membakar pada temperatur tinggi hingga matang dan berubah warna,
serta akan mengeras seperti batu jika didinginkan hingga tidak dapat hancur lagi bila
direndam dalam air. Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi baik non-struktural
ataupun struktural perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan
cara meningkatkan kualitas bahan material batu bata sendiri (material dasar lempung
yang digunakan) maupun penambahan dengan bahan lain. Salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan mencampur material dasar batu bata dengan menggunakan
AAT (abu ampas tebu) yang merupakan limbah industri pabrik gula P.G. SEMBORO
TANGGUL, dimana sebelumnya Abu ampas tebu sudah mulai dimanfaatkan dalam
industri bahan bangunan sebagai campuran semen dan memberi hasil material yang
lebih kuat, ringan dan ekonomis sebagai bahan tambahan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah penggunaan abu ampas tebu dapat mempengaruhi
kualitas bata merah. Hasil penelitian diharapkan dijadikan sebagai informasi bahwa
limbah sampah, abu ampas tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran
alternatif dalam pembuatan batu bata merah, selain abu sekam padi, pasir, serbuk
gergaji maupun kotoran binatang.
Persentase penambahan abu ampas tebu, yaitu 0%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan
30% dari berat tanah liat. Proses pengolahan hingga pembakaran bata merah di
tempat pengrajin bata merah, tepatnya dibuat di dusun Antirogo, kelurahan Antirogo,
kecamatan Sumber Sari, kabupaten Jember. Bata merah (benda uji) tersebut dicetak
dengan menggunakan cetakan kaca berukuran 23 cm x 11 cm x 5,5 cm. Pengujian
kualitas bata merah, meliputi pandangan luar (bentuk, warna, suara, dan berat),
ukuran, dan kuat tekan. | en_US |