dc.description.abstract | Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana petani sistem SRI
(System of Rice Intensification) dan konvensional di Maliana, Timor Leste,
mampu menerapkan komponen standar yang dianjurkan, efisien menggunakan
faktor produksi dan keuntungan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara
sengaja (Proporsive Method). Jumlah sampel ditentukan secara disproportinote
sampling dan proportionote sampling, pengambilan sampel secara acak.
Pengumpulan data melalui wawancara, pengisian kuisioner, dokumentasi dan
observasi. Menggunakan distribusi frekuensi relatif dan jumlah skor relatif untuk
mengetahui tingkat penerapan, fungsi produksi Cobb – Douglass untuk analisis
pengaruh faktor – faktor produksi terhadap produksi total, analisis efisiensi
alokatif menggunakan rasio antara nilai produk marginal (NPM) dengan harga
faktor produksi (xi) dan analisis keuntungan menggunakan R/C. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat penerapan usahatani sistem SRI lebih tinggi dengan
skor 56.62% dari usahtani konvensional dengan skor 50.25%. Penggunaan faktor
produksi luas lahan, bibit, pupuk anorganik , pupuk cair organik, pestisida dan
tenaga kerja secara simultan berpengaruh nyata terhadap produksi total dan secara
parsial hanya luas lahan, pupuk KCL (konvensional), dan pupuk cair yang
berpengaruh nyata terhadap produksi total. Hasil analisis efisiensi, petani SRI dan
konvensional tidak efisien mengalokasikan faktor produksi. Hasil analisis
keuntungan, petani SRI R/C 1.64, dan pada petani konvensional R/C = 1,49, ini
berarti usahatani sistem SRI lebih tinggi dari usahatani konvensional. Hasil uji t
(t-test) menunjukkan perbedaan keuntungan usahatani SRI dan konvensional
adalah nyata, pada taraf kepercayaan 95%. | en_US |