dc.description.abstract | Berbagai upaya dilakukan perusahaan perbankan untuk tetap bertahan hidup
(survive) di masa setelah krisis yang berkepanjangan ini dalam menghadapi
persaingan yang sangat ketat dengan perusahaan-perusahaan perbankan lainnya.
Salah satu cara yang harus ditempuh perusahaan dalam hal ini adalah dengan
menentukan strategi yang tepat supaya tetap bertahan hidup di tengah persaingan
serta dapat meningkatkan profitabilitasnya. Namun dalam melakukan strateginya,
perusahaan akan mengalami suatu kegagalan apabila tanpa didukung baik oleh pihak
internal perusahaan itu sendiri maupun pihak luar perusahaan yang dalam hal ini
adalah para nasabah yang selalu menuntut kepuasan atas kinerja dari perusahaan
perbankan (Prichard et al, 1999 dalam Fatrio, 2006).
Persaingan bisnis antar perusahaan dalam era globalisasi di abad 21 ini
semakin ketat baik di pasar domestik maupun internasional. Perusahaan yang ingin
berkembang dan mendapatkan keunggulan kompetitif harus mampu memberikan
produk berupa barang atau jasa yang berkualitas dengan harga murah, penyerahan
cepat, dan memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya dibanding dengan
kompetitornya. Untuk memenuhi kepuasan nasabah pada industri perbankan, kualitas
pelayanan sangat penting bagi perusahaan untuk dikelola dengan baik agar memenuhi
keinginan konsumen (Lovelock, 1988 dalam Fatrio, 2006).
Nasabah sulit untuk diajak loyal. Ketika produk bank-bank mudah ditiru,
maka aspek pembeda bank-bank terletak pada aspek pelayanan. Kepuasan dan
loyalitas nasabah akan ditingkatkan melalui pelayanan yang berkesan (Ermina, 2008).
Baik praktisi maupun para ahli mengetahui bahwa kepuasan konsumen dan loyalitas
memiliki hubungan yang tidak dapat terpisahkan (Oliver, 1997). | en_US |