dc.description.abstract | Industri Kecil Menengah (IKM) adalah usaha yang dimiliki oleh seseorang
yang didirikan berdasarkan keinginan pemilik yang didukung dengan
keterampilan yang dimiliki. Batik Gajah Oling Tatsaka merupakan industri kecil
dan menengah yang memproduksi berbagai macam batik, mulai dari batik tulis
sampai dengan batik cap. Permasalah yang ada pada Batik Gajah Oling Tatsaka
yaitu mengenai laba yang diperoleh tidak sesuai dengan laba yang diingikan oleh
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pihak Batik Gajah Oling Tatsaka dalam
menghitung biaya produksi hanya menghitung biaya bahan baku dan tenaga kerja.
Selain itu Batik Gajah Oling Tatsaka juga tidak menggolongkan biaya produksi
secara tepat, Sehingga membuat perhitungan biaya produksinya juga kurang
akurat. Pemilik tidak melakukan hal tersebut dikarenakan kurang pemahamannya
terhadap perhitungan biaya produksi secara tepat. Padahal perhitung biaya
produksi nantinya akan mempengaruhi harga jual dan laba/rugi perusahaan.
Banyaknya usaha yang sejenis bermunculan mendorong Batik Gajah
Oling Tatsaka untuk memiliki strategi yang bagus dalam memasarkan produknya.
Selain itu, dalam segi pencatatan biaya Batik Gajah Oling Tatsaka juga harus teliti
dan tepat dalam menggolongkannya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
objek penelitian pada Batik Gajah Oling Tatsaka. Data didapat dari hasil
wawancara dan observasi. Wawancara di lakukan langsung kepada pemilik Batik
Gajah Oling Tatsaka yaitu Bapak Edy Fitrianto. Hasil dari pembahasan tersebut
kita dapat mengetahui biaya-biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi batik
gajah oling tatsaka, antara lain yaitu: kain katun merser, malam, pewarna, pemati
warna.
Biaya produksi untuk batik tulis yaitu sebesar Rp 22.354.202,00 atau Rp
196.089,00 untuk per potong. Batik tulis dijual dengan harga Rp 250.000,00
xii
sehingga laba yang diperoleh oleh Batik Gajah Oling Tatsaka untuk produk batik
tulis adalah Rp 5.525.798,00 atau Rp 48.472 per potong batik tulis. Sedangkan
untuk batik stamp biaya produksinya adalah sebesar Rp 117.808.614,00 atau Rp
64.447,00 untuk per potong. Batik stamp/cap dijual dengan harga Rp 85.000,00
per potong, sehingga laba yang di peroleh oleh Batik Gajah Oling Tatsaka untuk
produk batik stamp/cap adalah Rp 36.141.386,00 atau 19.770,00 per potong batik
stamp/cap. Dari hasil perhitungan tersebut laba yang diinginkan oleh perusahaan
masih belum dapat tercapai, sehingga perlu dilakukannya value engineering. Pada
proses value engineering penulis menawarkan alternative untuk mengganti jenis
malam yang semula menggunakan malam jenis super diganti dengan malam jenis
biasa. Dari alternatif tersebut biaya produksi untuk batik tulis adalah sebesar Rp
184.839,00 atau lebih rendah Rp 2.661 dan biaya produksi untuk batik stamp/cap
adalah 56.947,00 atau lebih rendah Rp 5,103,00 dari target cost perusahaan. | en_US |