Show simple item record

dc.contributor.advisorKustono, Alwan Sri
dc.contributor.advisorEffendi, Rochman
dc.contributor.authorDarmayanti, Dwi
dc.date.accessioned2016-02-01T04:39:18Z
dc.date.available2016-02-01T04:39:18Z
dc.date.issued2016-02-01
dc.identifier.nim110810301034
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73086
dc.description.abstractIndustri Kecil Menengah (IKM) adalah usaha yang dimiliki oleh seseorang yang didirikan berdasarkan keinginan pemilik yang didukung dengan keterampilan yang dimiliki. Batik Gajah Oling Tatsaka merupakan industri kecil dan menengah yang memproduksi berbagai macam batik, mulai dari batik tulis sampai dengan batik cap. Permasalah yang ada pada Batik Gajah Oling Tatsaka yaitu mengenai laba yang diperoleh tidak sesuai dengan laba yang diingikan oleh perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pihak Batik Gajah Oling Tatsaka dalam menghitung biaya produksi hanya menghitung biaya bahan baku dan tenaga kerja. Selain itu Batik Gajah Oling Tatsaka juga tidak menggolongkan biaya produksi secara tepat, Sehingga membuat perhitungan biaya produksinya juga kurang akurat. Pemilik tidak melakukan hal tersebut dikarenakan kurang pemahamannya terhadap perhitungan biaya produksi secara tepat. Padahal perhitung biaya produksi nantinya akan mempengaruhi harga jual dan laba/rugi perusahaan. Banyaknya usaha yang sejenis bermunculan mendorong Batik Gajah Oling Tatsaka untuk memiliki strategi yang bagus dalam memasarkan produknya. Selain itu, dalam segi pencatatan biaya Batik Gajah Oling Tatsaka juga harus teliti dan tepat dalam menggolongkannya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan objek penelitian pada Batik Gajah Oling Tatsaka. Data didapat dari hasil wawancara dan observasi. Wawancara di lakukan langsung kepada pemilik Batik Gajah Oling Tatsaka yaitu Bapak Edy Fitrianto. Hasil dari pembahasan tersebut kita dapat mengetahui biaya-biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi batik gajah oling tatsaka, antara lain yaitu: kain katun merser, malam, pewarna, pemati warna. Biaya produksi untuk batik tulis yaitu sebesar Rp 22.354.202,00 atau Rp 196.089,00 untuk per potong. Batik tulis dijual dengan harga Rp 250.000,00 xii sehingga laba yang diperoleh oleh Batik Gajah Oling Tatsaka untuk produk batik tulis adalah Rp 5.525.798,00 atau Rp 48.472 per potong batik tulis. Sedangkan untuk batik stamp biaya produksinya adalah sebesar Rp 117.808.614,00 atau Rp 64.447,00 untuk per potong. Batik stamp/cap dijual dengan harga Rp 85.000,00 per potong, sehingga laba yang di peroleh oleh Batik Gajah Oling Tatsaka untuk produk batik stamp/cap adalah Rp 36.141.386,00 atau 19.770,00 per potong batik stamp/cap. Dari hasil perhitungan tersebut laba yang diinginkan oleh perusahaan masih belum dapat tercapai, sehingga perlu dilakukannya value engineering. Pada proses value engineering penulis menawarkan alternative untuk mengganti jenis malam yang semula menggunakan malam jenis super diganti dengan malam jenis biasa. Dari alternatif tersebut biaya produksi untuk batik tulis adalah sebesar Rp 184.839,00 atau lebih rendah Rp 2.661 dan biaya produksi untuk batik stamp/cap adalah 56.947,00 atau lebih rendah Rp 5,103,00 dari target cost perusahaan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectBIAYA PRODUKSIen_US
dc.titleANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA BATIK GAJAH OLING TATSAKAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record