DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynous (L). Merr. ) TERHADAP Streptococcus mutans
Abstract
Katuk merupakan salah satu tanaman yang sering dijumpai di Indonesia. Salah
satu bahan alam yang telah diketahui manfaat serta kandungannya oleh masyarakat
yang dipercaya mampu mengobati penyakit. Daun katuk memiliki kandungan yang
berfungsi sebagai daya antibakteri, di antaranya yaitu flavonoid, saponin, dan tanin.
Sehingga, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan bahan herbal
sebagai obat alternatif.
Jenis penelitian ini yaitu eksperimental laboratoris, dengan rancangan penelitian
post only control group design. Sampel yang digunakan terbagi menjadi 5 kelompok
perlakuan yaitu E100, E50, E25, K+, dan K-. Petridish yang berisi media BHI-A
yang telah diinokulasi S. mutans diisi dengan bahan perlakuan kelima kelompok
sesuai dengan kode kelompok. Kemudian 8 petridish dimasukkan ke dalam desikator
dan diinkubasi ke dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam, setelah 24 jam
dilakukan pengukuran zona hambat dengan jangka sorong.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok K+ memiliki diameter terbesar
yaitu 10,14 mm dan diameter terkecil pada kelompok E25 yaitu sebesar 7,26 mm.
Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data dengan Kolmogrov Smirnov
uji normalitas dan hasilnya berdistribusi normal. Dilanjutkan dengan uji homogenitas
menggunakan uji Levene dan hasilnya homogen. Data yang didapat berditribusi
normal dan homogen selanjutnya dilakukan uji Oneway anova guna mengetahui
adanya perbedaan bermakna. Kemudian dilanjut dengan uji LSD untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan antar kelompok perlakuan. Hasilnya data memiliki
perbedaan yang bermakna.
viii
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak
daun katuk memiliki potensi daya antibakteri dengan menghambat pertumbuhan S.
mutans. Pada penelitian ini konsentrasi efektif ekstrak daun katuk yaitu konsentrasi
100% bila dibandingkan dengan kontrol postif (Chlorhexidine), dan konsentrasi
terendah yang memiliki daya antibakteri adalah konsentrasi 25%. Pada penelitian ini
juga dapat menunjukkan bahwa jika semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun katuk,
maka semakin tinggi pula daya hambat yang dihasilkan pada pertumbuhan S. mutans.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]