Show simple item record

dc.contributor.advisorPriyantari, Nurul
dc.contributor.advisorSupriyadi
dc.contributor.authorM. SHABIRIN
dc.date.accessioned2016-01-28T08:19:55Z
dc.date.available2016-01-28T08:19:55Z
dc.date.issued2016-01-28
dc.identifier.nim111810201004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72876
dc.description.abstractGunung Lamongan yang terletak diantara kompleks Gunung Hyang dan kompleks Gunung Tengger merupakan gunungapi aktif, letusan terakhir diketahui pada abad ke-20. Gunung Lamongan memiliki sekitar 61 cinder cone. Salah satu cinder cone yang berada di kompleks Gunung Lamongan adalah Gunung Parang. Struktur bawah permukaan cinder cone Gunung Parang dapat diketahui dengan menggunakan metode geofisika, salah satunya adalah metode magnetik. Metode magnetik adalah metode yang sering digunakan dalam survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, gas bumi, dan penyelidikan batuan mineral. Alat yang digunakan dalam pengukuran metode magnetik yaitu Proton Procession Magnetometer berfungsi untuk mengukur intensitas medan magnet dan GPS berfungsi untuk menentukan posisi titik pengukuran. Tempat penelitian ini berada di daerah Gunung Parang dengan koordinat 7.920 LS sampai 7.9450 LS dan 113.2950 BT sampai 113.3350 BT. Hasil pengukuran medan magnet kemudian diolah dengan menggunakan software pengolahan data magnetik untuk mendapatkan data kontur anomali medan magnet di daerah penelitian.. Hasil anomali medan magnet yang terukur kemudian dilakukan koreksi harian, koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field), transformasi reduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas. Koreksi tersebut digunakan untuk menghilangkan pengaruh-pengaruh nilai anomali medan magnet yang terukur di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan di daerah penelitian didominasi oleh dua anomali, yaitu anomali medan magnet tinggi dengan nilai intensitas medan magnet 400 nT sampai 1200 nT serta anomali medan magnet rendah dengan nilai intensitas medan magnet -2200 nT sampai -1000 nT. Anomali medan magnet tinggi adalah anomali cinder cone, diduga batuan penyusun cinder cone sebagian besar adalah batuan beku yang memiliki suseptibilitas yang tinggi. Berdasarkan anomali medan magnet tersebut dan didukung dengan peta geologi, di daerah cinder cone Gunung Parang tersusun oleh batuan lava, tufa halus-lapili serta lava andesit-basal. Kontur anomali cinder cone memiliki kontur yang rapat dan renggang. Kontur rapat menunjukkan bahwa benda penyebab anomali berada di dekat permukaan sedangkan kontur renggang menunjukkan benda penyebab anomali berada jauh di bawah permukaan. Anomali medan magnet rendah merupakan daerah Ranu Gunung Parang yang mendominasi daerah penelitian. Hal ini dimungkinkan karena daerah ini hampir seluruhnya didominasi oleh batuan yang memiliki nilai suseptibilitas yang sangat kecil. Batuan yang memiliki nilai suseptibilitas sangat kecil adalah batuan sedimen. Anomali negatif pada daerah Ranu Gunung Parang memiliki kontur yang renggang. Hal ini menunjukkan bahwa benda penyebab anomali berada jauh di bawah permukaan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectCINDER CONEen_US
dc.subjectMETODE MAGNETIKen_US
dc.titleINTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN CINDER CONE GUNUNG PARANG MENGGUNAKAN METODE MAGNETIKen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record