Show simple item record

dc.contributor.advisorAgustina, Dini
dc.contributor.advisorSantosa, Ali
dc.contributor.authorYanuarisa, Rinda
dc.date.accessioned2016-01-28T07:54:21Z
dc.date.available2016-01-28T07:54:21Z
dc.date.issued2016-01-28
dc.identifier.nim122010101024
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72855
dc.description.abstractDemam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih endemik di Indonesia. Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Selama 10 tahun terakhir, S. typhi dengan plasmid-encoded resisten terhadap kloramfenikol, ampisilin, dan TMP-SMX. Banyaknya kejadian resistensi membuat banyak peneliti tertarik untuk meneliti obat tradisional, salah satunya adalah daun tempuyung. Secara umum daun tempuyung mengandung triterpenoid, flavonoid, inositol, manitol, dan kalium. Triterpenoid dan flavonoid adalah zat yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun tempuyung dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi secara in vitro dan mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental semu (Quasy Experimental Design). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan postes dengan kelompok kontrol (Post Test Only Control Group Design). Perlakuan terdiri dari 8 konsentrasi ekstrak daun tempuyung dengan 4 kali pengulangan yaitu 2,5 μg/disk, 5 μg/disk, 10 μg/disk, 20 μg/disk, 30 μg/disk, 40 μg/disk, 60 μg/disk, dan 80 μg/disk. Kontrol positif menggunakan kloramfenikol 30 μg dan kontrol negatif menggunakan DMSO. Tiap masing-masing konsentrasi ekstrak diteteskan ke disk sebanyak 10 μl dan disk ditaruh pada Mueller Hinton Agar. Setelah itu diinkubasi selama 18 jam pada suhu 37oC. Pengukuran diameter zona hambat dilakukan dengan jangka sorong. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun tempuyung pada konsentrasi 10 μg/disk, 20 μg/disk, 30 μg/disk, 40 μg/disk, 60 viii μg/disk, dan 80 μg/disk dapat menghambat pertumbuhan Salmonella typhi. KHM secara kualitatif sebesar 10 μg/disk. Hasil uji Shapiro Wilk (lampiran C) didapatkan nilai p = 0,000 dan nilai α = 0,05. Nilai p < α (p<0,05) menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Kemudian data ditransformasi dan didapatkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data tidak terdistribusi normal. Uji Korelasi Spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,881 dan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara konsentrasi ekstrak etanol daun tempuyung dengan diameter zona hambat sangat kuat. Hasil uji regresi logaritmik didapatkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,522 yang berarti 52,2% pertumbuhan S. typhi ditentukan oleh besarnya konsentrasi ekstrak etanol daun tempuyung, sedangkan 47,8% sisanya disebabkan oleh faktor lain. Hasil uji regresi linier didapatkan nilai KHM secara kuantitatif sebesar 4,43 μg/disk. Jadi, pada penelitian ini terbukti ekstrak etanol daun tempuyung memiliki aktivitas antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi. Konsentrasi minimal ekstrak etanol daun tempuyung yang mampu menghambat pertumbuhan Salmonella typhi adalah 10 μg/disk secara kualitatif dan 4,43 μg/disk secara kuantitatif.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectEkstrak Etanol Daun Tempuyungen_US
dc.titleAKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi SECARA IN VITROen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record