ADOPSI INOVASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI KECAMATAN LOSPALOS KABUPATEN LAUTEM TIMOR-LESTE
Abstract
Jagung merupakan makanan pokok selain beras yang dapat dikomsumsi oleh mayoritas masyarakat di Kabupaten Lautem Timor-Leste. Sebagai negara baru yang Agraris dengan jumlah penduduk sebanyak 1.066.409 jiwa dan 184.652 KK (Sensus, 2010). Timor-Leste dalam hal ini masyarakatnya menanam jagung (Zea mays L.) sebagai tanaman utama dengan luas panen tahunan 70.000.- ha dan diikuti oleh tanaman padi (Oryza sativa L.) seluas 38.000.-ha (FAO, 2011). Rata-rata produksi per ha hanya 1,0 – 2,0 ton untuk tanaman jagung dan 1,5 – 2,0 ton untuk tanaman padi yang masih amat jauh hasilnya jika dibandingkan dengan Indonesia yang sudah mampu menghasilkan 4,0 – 6,0 ton /ha untuk jagung dan 7,5 – 10,0 ton GKP/ha untuk tanaman padi, apabila menggunakan varietas unggul yang telah bersertifikasi, dengan cara penanaman System of Rice Intensification (SRI) dan bahkan padi di sawah milik Markuat petani padi di Tarogong, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat pada tahun 2012 mampu menghasilkan 17 ton GKP/ha (Trubus, EXO. 2013). Untuk meningkatkan produksi tersebut, Kementerian Pertanian Timor-Leste telah berupaya semaksimal mungkin melaui introduksi varietas baru dengan harapan untuk diadopsi, namun hasilnya belum signifikan. Dengan demikian tujuan penelitian ini untuk : (1) Mengetahui berapa banyak KK petani menanam varietas unggul jagung di Kecamatan Lospalos Kabupaten Lautem Timor-Leste pada musim tanam 2012/2013; (2) Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi petani dalam hal Adopsi Inovasi Varietas Unggul Jagung di Kecamatan Lospalos Kabupaten Lautem Timor-Leste musim panen 2012/2013; (3) Mengetahui strategi pengembangan apa saja yang harus dilakukan untuk mempercepat Adopsi Inovasi Varietas Unggul Jagung di Kecamatan Lospalos Kabupaten Lautem Timor-Leste pada musim tanam yang akan datang melalui analisis situasi dengan pendekatan SWOT (Strenghts weaknesses oppotunities dan threats). Penentuan daerah melalui purposive method yakni Kecamatan Lospalos. Metode penelitian menggunakan deskriptif, analitik dengan sampel sebanyak 120 petani secara Proportional Stratified Sampling di tiga desa yaitu Desa Bauro, Desa Fuiloro, dan Desa Raça. Metode analisis data menggunakan deskriptif analisis dan analisis logit serta analisis situasi dengan pendekatan SWOT. Kesimpulan penelitian : (1) Tingkat adopsi inovasi penggunaan varietas unggul jagung telah berada dalam kategori sedang yaitu tingkat adopsi inovasi mencapai 38%; (2) Faktor Sosio Demografik petani yakni pendidikan berpengaruh nyata terhadap adopsi inovasi dibuktikan dengan signifikan level 0,001, Faktor Institusi yakni akses perkereditan berpengaruh nyata dengan signifikan level 0,024, sedangkan untuk Atribut Ekonomi yang berpengaruh nyata adalah KK yang mana pertanian sebagai kegiatan utama dengan signifikan level 0,010; (3) Inovasi varietas unggul jagung terkait dengan
x
perbanyakan benih dan distribusinya pada kelompok tani Haburas berada pada posisi Grey Area (Lemah-Berpeluang) dengan angka EFAS sebesar 3,37dan IFAS 1,92. Dengan demikian implikasinya adalah meminimalkan kelemahannya dengan jalan meningkatkan produksi jagung varietas unggul melalui upaya-upaya sebelum dan sesudah pasca panen dan memanfaatkan peluang yang ada guna meningkatkan daya saing terhadap kompetitornya.Jagung merupakan makanan pokok selain beras yang dapat dikomsumsi oleh mayoritas masyarakat di Kabupaten Lautem Timor-Leste. Sebagai negara baru yang Agraris dengan jumlah penduduk sebanyak 1.066.409 jiwa dan 184.652 KK (Sensus, 2010). Timor-Leste dalam hal ini masyarakatnya menanam jagung (Zea mays L.) sebagai tanaman utama dengan luas panen tahunan 70.000.- ha dan diikuti oleh tanaman padi (Oryza sativa L.) seluas 38.000.-ha (FAO, 2011). Rata-rata produksi per ha hanya 1,0 – 2,0 ton untuk tanaman jagung dan 1,5 – 2,0 ton untuk tanaman padi yang masih amat jauh hasilnya jika dibandingkan dengan Indonesia yang sudah mampu menghasilkan 4,0 – 6,0 ton /ha untuk jagung dan 7,5 – 10,0 ton GKP/ha untuk tanaman padi, apabila menggunakan varietas unggul yang telah bersertifikasi, dengan cara penanaman System of Rice Intensification (SRI) dan bahkan padi di sawah milik Markuat petani padi di Tarogong, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat pada tahun 2012 mampu menghasilkan 17 ton GKP/ha (Trubus, EXO. 2013). Untuk meningkatkan produksi tersebut, Kementerian Pertanian Timor-Leste telah berupaya semaksimal mungkin melaui introduksi varietas baru dengan harapan untuk diadopsi, namun hasilnya belum signifikan. Dengan demikian tujuan penelitian ini untuk : (1) Mengetahui berapa banyak KK petani menanam varietas unggul jagung di Kecamatan Lospalos Kabupaten Lautem Timor-Leste pada musim tanam 2012/2013; (2) Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi petani dalam hal Adopsi Inovasi Varietas Unggul Jagung di Kecamatan Lospalos Kabupaten Lautem Timor-Leste musim panen 2012/2013; (3) Mengetahui strategi pengembangan apa saja yang harus dilakukan untuk mempercepat Adopsi Inovasi Varietas Unggul Jagung di Kecamatan Lospalos Kabupaten Lautem Timor-Leste pada musim tanam yang akan datang melalui analisis situasi dengan pendekatan SWOT (Strenghts weaknesses oppotunities dan threats). Penentuan daerah melalui purposive method yakni Kecamatan Lospalos. Metode penelitian menggunakan deskriptif, analitik dengan sampel sebanyak 120 petani secara Proportional Stratified Sampling di tiga desa yaitu Desa Bauro, Desa Fuiloro, dan Desa Raça. Metode analisis data menggunakan deskriptif analisis dan analisis logit serta analisis situasi dengan pendekatan SWOT. Kesimpulan penelitian : (1) Tingkat adopsi inovasi penggunaan varietas unggul jagung telah berada dalam kategori sedang yaitu tingkat adopsi inovasi mencapai 38%; (2) Faktor Sosio Demografik petani yakni pendidikan berpengaruh nyata terhadap adopsi inovasi dibuktikan dengan signifikan level 0,001, Faktor Institusi yakni akses perkereditan berpengaruh nyata dengan signifikan level 0,024, sedangkan untuk Atribut Ekonomi yang berpengaruh nyata adalah KK yang mana pertanian sebagai kegiatan utama dengan signifikan level 0,010; (3) Inovasi varietas unggul jagung terkait dengan
perbanyakan benih dan distribusinya pada kelompok tani Haburas berada pada posisi Grey Area (Lemah-Berpeluang) dengan angka EFAS sebesar 3,37dan IFAS 1,92. Dengan demikian implikasinya adalah meminimalkan kelemahannya dengan jalan meningkatkan produksi jagung varietas unggul melalui upaya-upaya sebelum dan sesudah pasca panen dan memanfaatkan peluang yang ada guna meningkatkan daya saing terhadap kompetitornya.
Collections
- MT-Agribusiness [159]