Show simple item record

dc.contributor.advisorKrisnamurti
dc.contributor.advisorAswatama, Ketut
dc.contributor.authorFebrianto, Ervien Dwi Cahya
dc.date.accessioned2016-01-27T05:55:28Z
dc.date.available2016-01-27T05:55:28Z
dc.date.issued2016-01-27
dc.identifier.nim071903103021
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72575
dc.description.abstractBatu bata merah adalah salah satu unsur bangunan dalam pembuatan konstruksi bangunan yang terbuat dari tanah liat ditambah air dengan atau tanpa bahan campuran lain melalui beberapa tahap pengerjaan, seperti menggali, mengolah, mencetak, mengeringkan, membakar pada temperatur tinggi hingga matang dan berubah warna, serta akan mengeras seperti batu jika didinginkan hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi baik non-struktural ataupun struktural perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan kualitas bahan material batu bata sendiri (material dasar lempung yang digunakan) maupun penambahan dengan bahan lain. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mencampur material dasar batu bata dengan menggunakan AAT (abu ampas tebu) yang merupakan limbah industri pabrik gula P.G. SEMBORO TANGGUL, dimana sebelumnya Abu ampas tebu sudah mulai dimanfaatkan dalam industri bahan bangunan sebagai campuran semen dan memberi hasil material yang lebih kuat, ringan dan ekonomis sebagai bahan tambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan abu ampas tebu dapat mempengaruhi kualitas bata merah. Hasil penelitian diharapkan dijadikan sebagai informasi bahwa limbah sampah, abu ampas tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran alternatif dalam pembuatan batu bata merah, selain abu sekam padi, pasir, serbuk gergaji maupun kotoran binatang. Persentase penambahan abu ampas tebu, yaitu 0%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30% dari berat tanah liat. Proses pengolahan hingga pembakaran bata merah di tempat pengrajin bata merah, tepatnya dibuat di dusun Antirogo, kelurahan Antirogo, kecamatan Sumber Sari, kabupaten Jember. Bata merah (benda uji) tersebut dicetak dengan menggunakan cetakan kaca berukuran 23 cm x 11 cm x 5,5 cm. Pengujian kualitas bata merah, meliputi pandangan luar (bentuk, warna, suara, dan berat), ukuran, dan kuat tekan. Hasil pengujian pandangan luar bata merah menunjukkan bata merah dengan penambahan abu ampas tebu sesuai dengan NI-10 dan SII-0021-78, Ukuran batu bata merah mempunyai selisih ukuran maksimum dan minimum yang masih diperbolehkan dengan nilai rata-rata untuk panjang 0,48 cm, lebar 0,22 cm, dan tebal 0,24 cm. Berat rata-rata maksimum 1323,0 gram dengan pemakain abu ampas tebu 0 % sedangkan berat rata-rata minimum 1186,6 gram dengan pemakaian 30 %, dapat diketahui bahwa semakin besar persentase abu ampas tebu maka semakin ringan bata merah tersebut. Sedangkan semakin tinggi daya hisap terhadap air dalam pasangan bata maka harus dilakukan perendaman. Pada absorbsi disimpulkan bahwa semua batu bata membahayakan bila menyerap air lebih banyak. Untuk pengujian kuat tekan mengalami peningkatan pada persentase 10 % abu ampas tebu dengan 19,062 Kg/cm2. Akan tetapi kuat tekan bata merah akan semakin menurun pada persentase 15 % - 30 % abu ampas tebu. Dari hasil pengujian kualitas bata merah yang meliputi pandangan luar, ukuran dan kuat tekan menunjukkan bahwa penambahan abu ampas tebu akan mempengaruhi kualitas bata merah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKualitas Bata Merahen_US
dc.subjectMenggunakan Abu Ampas Tebuen_US
dc.titlePENGUJIAN KUALITAS BATA MERAH YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU DENGAN BERBAGAI PERSENTASEen_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record