dc.description.abstract | Skripsi ini membahas kudeta yang terjadi di Filipina saat masa kepresidenan Cory
Aquino. Kudeta terjadi karena ketidakharmonisan hubungan sipil–militer di Filipina.
Angkatan bersenjata Filipina tidak satu komando dalam mendukung pemerintahan sipil.
Sebagian militer masih loyal pada mantan presiden Ferdinand Marcos, sementara pihak
lainnya berseberangan dengan Presiden Cory Aquino karena perbedaan pandangan
dalam masalah pertahanan, khususnya penanganan gerilyawan komunis. Kedua
kelompok tersebut secara silih–berganti melancarkan upaya kudeta terhadap
pemerintah, namun selalu dapat digagalkan oleh militer yang setia. Presiden Cory
Aquino dalam peran sebagai Panglima Tertinggi tidak secara menyeluruh
menyelesaikan faktor–faktor pemicu dalam angkatan bersenjata, sehingga kudeta
cenderung terus berulang. Permasalahan dikaji dengan metode sejarah yang
dikombinasikan dengan teori penggulingan kekuasaan. Situasi pra–kudeta dianalisis
dengan memetakan kondisi militer Filipina sebelum Cory Aquino berkuasa, dimana
militer sempat diberikan peran diluar fungsi pertahanan. Hal tersebut terjadi secara
berlarut-larut dan menyebabkan profesionalisme militer Filipina menurun. Kudeta yang
terjadi berulang–ulang menyebabkan gangguan terhadap pembangunan negara Filipina,
khususnya di sektor perekonomian karena timbul rasa tidak aman. | en_US |